BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Pemerintah Provinsi Riau melihat bahwa ada kebiasan yang tidak baik di tengah masyarakat tentang pemanfaatan produk bersubsidi.
Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau, Muhammad Firdaus, kebiasaan itu biasanya ditunjang oleh sejumlah oknum yang tidak bertanggungjawab, dan sengaja mencari untungan.
“Produk-produk bersubsidi biasanya sering dijadikan peluang untuk menimbun keuntungan. Makanya masyarakat juga perlu mendapatkan pendidikan tentang hal itu,” katanya, Minggu (10/04/2016).
Dia menambahkan, masyarakat diminta untuk melakukan penggunaan barang-barang bersubsidi se-efisien mungkin. Sebab itu masyarakat diminta bisa memaklumi jika pemerintah melakukan penarikan subsidi kepada beberapa produk yang sebelumnya sudah diberi jaminan harga oleh pemerintah.
Hukum pasar meyakini bahwa dengan ditariknya subsidi dari pemerintah tetap akan menimbulkan gejolak di tengah pasar. Namun diyakini gejolak itu tidak akan berlangsung lama, sebab konsumen cenderung akan menyesuaikan diri.
“Dengan demikian beban pemerintah juga berkurang. Anggaran untuk subsidi, bisa dialihkan untuk pembangunan infrastruktur,” sambungnya.
Setidaknya, dengan ditariknya subsid,i pemerintah juga akan mengurangi beban anggaran pemerintah yang hampir tiap tahun terus mengalami defisit. sehingga anggaran pemerintah itu bisa diprioritaskan untuk membantu pertumbuhan ekonomi lain.
Berangkat dari pengalaman sebelumnya, ketika pemerintah mencabut subsidi bbm, gejolak masyarakat hanya sesaat, perputaran ekonomi masyarakat tetap berjalan seperti biasa. “Awalnya memang berat,” sambungnya.
Kebijakan pemeritah menarik subsidi beberapa jenis produk diyakini akan mengurangi tindakan kejahatan dalam perdagangan yang terjadi di tengah masyarakat. Terutama spekulan-spekulan yang selalu mencari keuntungan terhadap barang yang bersubsidi.
Masyarakat diminta untuk berhemat, dalam hal menggunakan produk bersubsidi. Upaya pemerintah memberikan subsidi kepada produk tentunya untuk membantu kebutuhan masyarakat. Dengan kata lain, kata Firdaus, masyarakat juga harus bijak dalam mengkonsumsi produk.
“Sejauh ini, gejolak pasar memang sulit untuk dikendalikan. Namun demikian tetap saja, selaku konsumen, masyarakat diminta bijak dalam menentukan pilihan. Ini untuk kebaikan bersama juga,” sambungnya.
Penulis: Melba