BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Tidak hanya terkenal dengan tunjuk ajarnya, sang mendiang Tennas Efendi ternyata juga pernah menghasilkan beberapa jenis lukisan yang unik. Misalnya saja hasil goresan tangan sang mendiang pada tahun 1960, yang kini terpajang di Bilik Melayu Tennas Effendy di lantai dasar gedung Perpustakaan Wilayah, Pekanbaru Riau.
Dari 2 lukasisan yang dipamerkan, sebuah lukisan berbingkai kayu di atas kanvas yang didominasi warna hijau tua itu ternyata menjadi salah satu objek foto bagi pengunjung.
Lukisan itu bercerita tentang realitas masyarakt melayu yang bisa hidup di pinggiran sungai. Sang mendiang menggambarkan empat buah rumah khas melayu dipinggir sungai, lengkap dengan aktifitas yang biasa dilakukan masyarakat dengan mendayung sampan.
Sementara latar belakang yang ditampilkan adalah hamparan hutan lebat yang terlihat masih asri. Lukisan ini menandung makna sesungguhnya kehidupan masyarakat melayu di zaman dahulu. Bahwa kedamaian dan ketentraman lebih ditonjolkan.
Husni, seorang pegawai berpakaian dinas berhenti dan menatap lama lukisan itu. Dia masih ingat betul bagaimana lukisan ini pernah menjadi salah satu karya yang menghantarkan sang mendiang menjadi juara di tingkat Asia Tenggara. Diapun mengabadikan karya tersebut dengan beberapa petikan kamera dari HP nya.
“Ini karya sudah pernah menjadi legenda, ditahunnya,” katanya kepada bertuahpos.com, Senin (15/02/2016).
Jika karya ini di jual, berapakah harganya? Kata Husni, dia meyakini bahwa karya lukisan sang mendiang Tennas Effendy tidak bisa dihargai dengan uang.
“Berapapun nilainya, karya ini tidak sepadan dengan apa yang ada dalam pikiran Pak Tennas saat dia membuatnya,” sambungnya.
Selain memamerkan, karya lukisan tangan sang mendiang, Bilik Melayu Tennas Effendi di Puswil ini juga memamerkan sebanyak 127 koleksi judul buku karya sang mendiang, yang saat ini sedang dalam proses pelengkapan. “Dalam bilik itu sudah ada beberapa koleksi buku. Dan ini akan menjadi koleksi pustaka daerah Riau,” kata Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Riau, Yoserizal Zein.
Dalam bilik itu juga terpajang rapi, pakaian toga yang didesain oleh sang mendiang, mesin ketik peninggalan almarhum, naskah-naskah lusuh yang dijilid seperti makalah. Foto pernikahan sang mendiang juga ikut menghiasi bilik ini. Sampai foto-foto ketika almarhum dirawat di rumah sakit Malaka.
Pameran koleksi karya sang mendiang ini berlangsung selama satu bulan penuh. Mulai dari tangga 15 Februari 2016 hingga tanggal 15 Maret 2016. Selain menampil bilik melayu ini, pihak Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) dan Puswil akan menampilkan serangkaian acara pergelaran acara kesenian dan kajian khusus serta membedah karya-karya Tennas Effendy. (Melba)