BERTUAHPOS.COM ,JAKARTA– Amerika Serikat secara resmi meluncurkan serangan udara pertama ke arah utara Irak, guna melawan kelompok militan ISIS bersamaan dengan kian buruknya krisis kemanusiaan di wilayah tersebut pada Jumat (8/8/2014).
Bagi tentara AS—yang terakhir kali meninggalkan Irak pada 2011 sejak agresi gelombang pertama selama lebih dari 8 tahun—serangan dimulai dengan diluncurkannya dua F/A-18 jets yang menjatuhkan bom seberan 500 pound di atas artileri.
Pihak Pentagon mengatakan para militan menggunakan jalur artileri untuk melindungi pasukan Kurdi yang mempertahankan kawasan Irbil. Wilayah tersebut juga merupakan rumah bagi seorang konsulat AS dan sekitar tiga lusin calon anggota militer AS.
Berdasarkan keterangan dari pejabat Irak pada Sabtu dini hari, kelompok ekstrimis tersebut telah menyandera ratusan wanita dari kelompok agama minoritas. Sementara itu, ribuan orang warga sipil lainnya dicekam suasana ketakutan.
Sebagian besar aliansi AS mendukung keputusan intervensi Negeri Paman Sam tersebut. Alasannya, langkah darurat harus segera ditempuh untuk menyelamatkan para pengungsi dan warga setempat.
Termasuk di antara warga yang nasibnya kini terkatung-katung di wilayah tersebut adalah ribuan penganut agama minoritas Yazidi, yang dilaporkan disekap di puncak-puncak gunung oleh para militan.
Situasi tersebut memaksa awak angkatan udara AS menjatuhkan bala bantuan—berupa makanan dan air—kepada para korban dari atas pesawat.
“Kampanye teror terhadap warga tak berdosa, termasuk kaum minoritas Yazidi dan Kristen, dan juga aksi kekerasan mereka mengacu pada tanda-tanda akan terjadinya genosida,†ujar Menteri Luar Negeri AS John Kerry dalam pernyataan resmi Jumat (8/8/2014) waktu Washington DC.
Menurut Kerry, pertanda tersebut sudah cukup dijadikan alasan—atau apa yang dia sebut ‘wake up call’—bagi AS untuk segera melakukan intervensi.
Juru bicara Kementerian HAM Irak Kamil Alim mengatakan ratusan wanita Yazidi telah ditangkap oleh kelompok militan ISIS. Dia menerima laporan dari keluarga korban, yang mengatakan banyak wanita yang disekap di sekolah-sekolah di Mosul.
“Kami rasa para teroris sekarang menganggap sebagai budak dan mereka punya rencana jahat terhadap para korbannya. Kami rasa para wanita akan digunakan sebagai cara untuk memuaskan tujuan liar mereka yang bertentangan dengan hukum Islam dan HAM.â€(BISNIS)