BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi Riau rencananya akan mengunjungi sekolah Sami Afriani Saputri, bocah berusia 8 tahun yang menerima tindakan eksploitasi anak oleh orang tuanya.
Ketua KPA Riau, Esther Yuliani Manurung, mengatakan dalam waktu dekat akan mengunjungi sekolah bocah yang biasa disapa Ami itu, di SD 91 Jalan Nelan, Kecamatan Rumbai.
Dia mengaku sempat kaget saat mengetahui adanya tindakan ekploitasi anak kelas I sekolah dasar itu. Kejadian itu menimpa Ami dan seorang kakaknya, yang juga berada di sekolah yang sama. “Kami akan segera kunjungi sekolah mereka,” katanya, Jumat (01/04/2016).
Dia menambahkan kasus tersebut tidak bisa didiamkan begitu saya. Pihak KPA Riau berjanji akan menindaklanjuti, dengan mendatangi sekolah dan rumahnya, untuk mendapatkan keterangan dari sang anak dan pihak sekolah.
( Baca:Beginilah Kisah Sami, Bocah 8 Tahun yang Dipaksa Ibunya Mengemis)
Menurut Esther, LPA Riau akan tetap berupaya mencari solusi terkait persoalan tersebut. Langkah cepat untuk melakukan penyelamatan terhadap kedua bocah itu akan segera diambil. Kasus seperti itu memang tidak bisa didiamkan. “Apa lagi ini menyangkut kekerasan terhadap anak,” sambungnya.
Langkah yang akan diambil pihak KPA Riau rencananya akan menyelamatkan sang anak terlebih dahulu. Dalam kasus seperti ini, dia menambahkan tidak perlu menunggu proses administrasi atau pengaduan. Informasi yang sudah beredar sebelumnya dianggap sudah cukup kuat bagi KPA untuk mengambil tindakan. Sebab dikhawatirkan sang anak akan semakin parah mengalami tindakan kekerasan.
Seperti diberitakan bertuahpos.com sebelumnya, pelipis mata sebelah kanan bocah berusia 8 tahun, yang biasa disapa Ami itu, bengkak dan sedikit membiru. Dengan nada bicara polos. Dia mengatakan bahwa bengkak di sekitar bagian matanya itu karena dipukul ibunya.
( Baca:Paksa Anak Mengemis, Ibu Ami Bisa Dijerat UU Perlindungan Anak)
“Kalau tak dapat duit banyak, dipukul,” katanya saat berbincang dengan bertuahpos.com, Kamis kemarin.
Hampir setiap hari, usai pulang sekolah Ami melakoni pekerjaan sebagai pengemis di lampu merah di Pekanbaru. Usai makan siang di rumah, ibunya biasa mengantarkan Ami dan seorang kakak laki-lakinya bernama Nur Ahmad Brasa ke beberapa titik lampu merah di Pekanbaru.
Penulis: Melba