BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Provinsi Riau akan memiliki sebuah sentra pengembangan ekonomi kreatif Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang berbasis budaya Melayu. Ini hasil kolaborasi antara PT. Chevron Pasific Indonesia (CPI) dan Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau.
Sentra tersebut berupa 12 kios terintegrasi untuk memamerkan hasil kerajinan dan makanan khas dari 12 kabupaten/kota di Riau. Setiap kabupaten/kota juga dapat menampilkan pertunjukan seni dan budaya Melayu di atas sebuah panggung yang akan disediakan di lokasi tersebut.
Rencana pembangunan sentra ekonomi kreatif ini tertuang dalam perjanjian kerja sama antara SKK Migas – PT. Chevron Pacific Indonesia (PT CPI) dan Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) yang ditandatangani di Pekanbaru pada Senin, 2 Februari 2020.
Sentra tersebut akan dibangun di kompleks Gedung LAMR, Jalan Diponegoro, Pekanbaru. Pekerjaan pembangunan akan dimulai pertengahan bulan Maret dan diharapkan selesai akhir bulan Juni tahun ini.
“Kerja sama atau kemitraan LAMR bersama SKK Migas – PT CPI ini memiliki nilai strategis untuk pengembangan ekonomi kreatif dan pelestarian budaya Melayu di Riau. Dengan pengelolaan yang baik dan berkelanjutan, fasilitas ini diharapkan menjadi salah satu ikon destinasi wisata dan sentra pengembangan UMKM di Provinsi Riau,” ungkap Presiden Direktur PT. CPI, Albert Simanjuntak.
Dia menambahkan, Kerja sama ini memperkuat kemitraan jangka panjang PT. CPI dengan masyarakat Riau khususnya dan Pemerintah Indonesia. Selama lebih dari 95 tahun, PT. CPI menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah perkembangan wilayah maupun masyarakat Riau.
”Kami mengucapkan terima kasih kepada LAMR atas kemitraan yang dijalin untuk pengembangan ekonomi dan pelestarian budaya Melayu Riau. Ini merupakan kehormatan besar bagi kami,” lanjutnya.
LAMR dan PT CPI akan membentuk sebuah komite yang bertugas memastikan kesinambungan kegiatan agar sentra ekonomi kreatif tersebut selalu menarik untuk dikunjungi.
Komite itu, yang terdiri dari perwakilan LAMR dan para pemangku kepentingan terkait, akan menyusun rencana kegiatan tahunan secara baik. Setiap bulan akan ditunjuk salah satu kabupaten/kota untuk mengisi acara budaya dan seni. PT CPI akan ikut memantau dan memfasilitasi pelaksanaan program pada tahun pertama.
Kehadiran sentra ekonomi kreatif ini diharapkan dapat semakin mendorong kreativitas para pelaku UMKM maupun pelaku seni dan budaya Melayu. Sektor ekonomi kreatif memiliki potensi besar untuk terus tumbuh karena bonus demografi yang dimiliki Indonesia saat ini, keragaman kekayaan seni dan budaya, maupun masuknya sektor ini sebagai salah satu prioritas dalam rencana pengembangan ekonomi nasional.
Selain itu, ekonomi kreatif merupakan salah satu dari sepuluh sektor utama penopang perekonomian Indonesia dan salah satu sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja.
Program pemberdayaan ekonomi lokal selaras dengan fokus program-program investasi sosial yang dijalankan oleh PT CPI selama ini. Tujuan yang ingin dicapai adalah menciptakan kemandirian melalui semangat kewirausahaan.
Selain pemberdayaan ekonomi, bidang-bidang lain yang menjadi fokus program investasi sosial PT. CPI adalah kesehatan, pendidikan dan pelatihan, serta lingkungan.
Hadir dalam acara penandatanganan perjanjian kerja sama di antaranya Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat LAMR Datuk Seri Al Azhar, Ketua Dewan Pengurus Harian LAMR Datuk Seri Syahril Abubakar, Kadis Kebudayaan Yoserizal Zein yang mewakili Gubernur Riau, Presiden Direktur PT CPI Albert Simanjuntak, dan Sr. VP Corporate Affairs PT CPI Wahyu Budiarto.
Ketua Harian LAM Riau, Syahril Abu Bakar mengatakan hajat kerjasama dini diharapkan buahkan hasil maksimal dan bermanfaat, selain untuk pengambangan ekonomi kreatif juga untuk bagi budaya Melayu Riau.
“Kami (LAM) Riau sampai saat ini masih berjuang agar LAM Riau bisa dapat bagian bersama-sama dengan perusahaan yang ditunjuk supaya sama-sama mengelola Migas. Selama ini yang ngelola orang Riau 90%. jadi aneh kalau Jakarta bertanya Riau siap atau tidak,” katanya.
Gubernur Riau, Syamsuar yang diwakili oleh Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau, Yoserizal mengatakan, keberadaan sentra Ekonmi Kreatif dan Budaya Melayu Riau sejalan dengan visi Misi Pemprov Riau. “Tujuannyakan wisata, tentu hulunya adalah ekonomi kreatif dan kebudayaan,” sebutnya. (bpc3)