BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Kamar Dagang Industri (Kadin) Riau melihat Kawasan Industri Tanjung Buton (KITB) di Kabupaten Siak, Riau masih kalah jika bersaing dengan perusahaan asing yang berada di Riau.
Ketua Umum Kadin Riau Juniardianto Rachman mengatakan KITB butuh bergaining position dengan perusahaan asing untuk membangun dan mengembangkan hilirisasi Crude Palm Oil (CPO) di kawasan itu.
“KITB memerlukan bargaining position dan negoisasi agar tetap bisa mengolah minyak mentah menjadi bahan jadi. Persoalannya. KITB belum menentukan target market,” katanya, Jumat (20/11/2015).
Dia menilai pada prinsipnya keberpihakan pemerintah adalah penentu apakah Indonesia bisa mampu menetapkan sendiri harga CPO dan tidak lagi bergantung dengan permintaan internasional.
Kebijkanan pemerintah untuk melakukan pengutan harga CPO di pasat domestik dirasa sangat mententukan apakah kemandirian perusahaan untuk menggarap hilirisasi dari bahan baku sawit ini bisa dilakukan.
“Namun, hal itu tergantung keberpihakan pemerintah kepada perusahaan luar negeri,” ujarnya.
Dia melihat selama ini pemerintah lebih berpihak kepada perusahaan asing daripada industri hilir dalam negeri. Hingga saat ini, harga CPO di Indonesia masih bergantung dengan permintaan internasional, seperti Malaysia dan Singapura.
Jika ada perusahaan asing yang melobi pemerintah Indonesia, hal itu masih dianggap wajar. Karena setiap negara ingin melindungi pengusahanya. Dengan kata lain, saat ini pemerintahlah yang punya kendali.
Kebijakan pemerintah yang tidak berpihak dengan penguatan pengembangan industri Tanjung Buton, maka bisa dipastikan akan tetap sulit hilirisasi berkembang. (Melba).