BERTUAHPOS.COM, BUKITTINGGI – Berhasil mewujudkan lingkungan bersih, indah dan nyaman, Kota Bukittinggi, Propinsi Sumatera Barat, kembali mendapatkan piala Adipura. Diterima langsung Walikota Bukittinggi H.Ramlan Nurmatias dari Wakil Presiden RI H.Jusuf Kalla di Gedung Manggala Wana Bhakti, Senin 14 Januari 2019.Â
Piala bergengsi dibidang kebersihan ini Selasa 15 Januari 2019 sampai di Kota sejuk Bukittinggi. Ratusan masyarakat dari berbagai elemen sudah bersiap-siap menyambut kedatangan piala Adipura untuk di arak sekeliling Kota berjuluk Jam Gadang ini.Â
Sesampai di Bukittinggi, Walikota Bukittinggi H.Ramlan Nurmatias langsung menyerahkan piala Adipura kepada Ketua DPRD Bukittinggi Benny Yusrial. Ketua DPRD kemudian menyerahkan piala Adipura itu kepada Ketua LKAAM Bukittinggi, SY Dt.Palang Gagah. Kemudian piala Adipura diarak sekeliling Bukittinggi bersama “pasukan orange”. Â
“Ini buah dari kerja keras semua elemen masyarakat. Penghargaan Piala Adipura ini kita persembahkan untuk seluruh warga Kota Bukittinggi. Atas kepedulian semua masyarakat dalam mewujudkan lingkungan yang bersih, indah dan nyaman,” sebut Ketua DPRD Kota Bukittinggi Benn Yusrial dalam sambutannya usai menerima Piala Adipura dari Walikota H. Ramlan Nurmatias, di Lapangan Kantin Bukittinggi.Â
Politisi muda Gerindra Kota Bukittinggi ini menyebut berbagai tantangan dalam persoalan pengelolaan sampah di Bukittinggi menjadi perhatian semua pihak. Dengan diterimanya piala Adipura ini sebut Benn Yusrial, bukan berarti perjuangan selesai.Â
“Kita sadar salah satu persoalan besar yang dihadapi dikotak kita bahkan kota-kota besar di Indonesia adalah masalah pengelolaan sampah. Produksi sampah masyarakat moderen tentu lebih banyak dari pada masyarakat tradisional,” sebut Benn Yusrial.
Tokoh muda Bukittinggi ini menyebut cara pengelolaan sampah dengan membawa ketempat pembuangan akhir kurang efektif, didaerah dengan lahan terbatas seperti kota Bukittinggi. Selain itu, tempat pembuangan akhir sampah adalah salah satu tempat penghasil gas metan yang menyebabkan rumah kaca, sumber penyakit dan pada dasarnya ditentang oleh masyarakat Tempatan.Â
“Maka untuk itu perlu kita ciptakan manajemen yang baik dalam pengelolaan sampah, sehingga tidak kewalahan menangani sampah dengan menekan produksi sampah atau dengan prinsip pemilahan sampah berupa “reduce, reuse dan recycle”. Sehingga sampah memiliki nilai ekonomi, dapat menjadi sumber penghasilan yang dapat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” terang Benn Yusrial.Â
Kedepan jelas Benn Yusrial, setiap RW ada satu Bank Sampah. Dan RW menjadi inisiator pembentukan lahirnya Bank Sampah. Sehingga persoalan sampah kedepan bisa dipilah mana yang organik dan non organik yang dapat diolah menjadi kompos dan daur ulang menjadi produk bermanfaat dan bernilai ekonomi. (bpc15)