BERTUAHPOS.COM,PEKANBARU – Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mencatat sepanjang 2014 tingkat pengaduan terbanyak berasal dari barang-barang kadar luarsa, pemadaman listrik dan keluhan perumahan antara konsumen dan developer.
“Untuk perumahan, keluhannya ada konsumen yang bayar kredit tau-tau rumahnya belum siap pakai,” ujar Sukardi Ali Zahar direktur YLKI Riau kepada bertuahpos.com, Kamis (8/1/2014).
Dalam hal ini, YLKI meminta kepada developer tentu harus konsekuen dalam arti kata sebelum konsumen mengambil perumahan tentu harus ready stok. “Sedangkan kepada konsumen, juga harus lebih jeli dan teliti dalam membeli rumah apalagi melalui KPR,” sebutnya.
Mereka (Developer) ada brosur, sebelum membeli maka seharusnya konsumen melihat dari brosur yang ada. “Konsumen jangan mudah di iming-imingi atau dipancing-pancing oleh developer. Karena terkadang kesalahan konsumen karena dia butuh kemudian dipancing sedikit saja oleh developer untuk ambil rumah tanpa melihat dulu konsumen langsung mau,” sebutnya.
Jadi kami dari YLKI meminta kepada konsumen sebelum membeli rumah harus melihat dulu apa kekeruangn rumah tersebut. Jangan sampai setelah pertengahan jalan bayar kemudian timbul masalah.
“Seharusnya pihak yang terkait harus mencarikan solusi tidak hanya YLKI, REI, dan Pemerintah juga harus ikut. Sehingga kalau developer yang tidak mentaati tentu harus ada sanksi,” terangnya.
Lebih lanjut Sukardi menuturkan untuk permasalahan lainnya solusinya juga sama, seperti halnya pemadaman listrik yang juga banyak dikeluhkan oleh masyarakat.
“Tetapi kalau di PLN ada yang bisa kita mediasikan langsung antara konsumen dan PLN seperti kasus ada pencatatan rekening yang tidak sesuai,” sebutnya.
Maka kita coba mendampingi konsumen untuk ke PLN dan mencari solusinya. Sampai masalah tersebut selesai. (yogi)