BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Provinsi Papua belakangan ini sempat mengalami kebakaran lahan seperti halnya di Sumatera maupun Kalimantan. Bahkan, akibat kebakaran lahan tersebut, sempat membuat penerbangan di Papua terganggu.
Anggota DPR Papua, Nason Utty, membenarkan hal tersebut. Dirinya mengatakan bahwa yang terbakar tersebut adalah wilayah perawaan dan sawah di dataran rendah.
“Kami di Papua memang ada asap dan memang terjadi di areal wilayah perawaan dan sawah di dataran rendah,” katanya Selasa kemarin
Kebakaran lahan itu terjadi di Timika, Mapi, Asmad dan Merauke dan semuanya daerah itu terletak di selatan Papua. Selain itu kebakaran yang terjadi di Papua karena adanya lahan kritis yang kemudian dibakar masyarakat. Tak hanya itu, dataran tinggi seperti pegunungan juga mengalami kebakaran karena musim kemarau yang berkepanjangan.
“Karena asap tersebut memang sempat membuat penerbangan terganggu, walau tidak ada penanganan pemerintah, tetapi masyarakat memandang ini sangat mengganggu kesehatan bagi masyarakat,” lanjutnya.
Kalau Papua, lanjutnya, memang tidak seperti di Riau, selain itu, pintu angin juga banyak di Papua. Sehingga, meskipun asap banyak angin bisa menetralkannya.
Dirinya mengakui bahwa memang banyak masyarakat yang sengaja melakukan pembakaran. “Memang sudah dikondisikan mereka, kalau perusahaan tidak cuma ada kelompok yang bermain saja. Yang menjadi pelaku pembakaran itu adalah orang-orang yang mempunyai uang banyak atau yang memeliki kepentingan khusus disana,” jelasnya.
Untuk itu, dirinya meminta kepada pemerintah dan semua pihak yang terlibat untuk bisa menjaga lahan agar tidak terjadi kebakaran yang parah seperti di Riau.
Sebagaimana diketahui, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan bahwa luas hutan dan lahan yang terbakar di Papua mencapai 354.191 hektare.
“Luas hutan dan lahan terbakar di Papua diperkirakan 354.191 hektare, ini adalah hasil analisis data penginderaan jauh,†kata Sutopo.
Dia menjelaskan penginderaan jauh tersebut dilakukan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) sejak 1 Juli hingga 20 Oktober 2015. (Iqbal)