BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Ikhlas itu berbeda dengan tulus. Jika seseorang melakukan sebuah pekerjaan tanpa mengharapkan imbalan apapun, atau memberikan pertolongan tanpa pamrih, itu sebuah ketulusan.Â
Namun jika pebuatan atau pertolongan seseorang kepada orang lain dengan mengharap keridhoan Allah SWT, itulah sebuah keikhlasan. Artinya selalu melibatkan Allah dalam segala sesuatu, agar sekecil apapun perbuatan punya nilai ibadah.
Ustaz Marzuki, mengistilahkan bahwa ikhlas itu seperti kompas. Dia akan menjadi pemandu kehidupan agar setiap aktivitas yang kita lakukan selalu mengarah pada ibadah. Sedangkan ibadah sendiri merupakan pelaksanaan dari syariat Islam.
“Artinya, ikhlas dalam beribadah merupakan bentuk penyerahan diri kepada Allah secara utuh pada setiap aktivitas ibadah yang dijalankan sesuai dengan syariat,” ujarnya.
“Ikhlas itu merupakan amalan hati. Jika amalan lain seperti zikir, salat, puasa, merupakan syariat, keikhlasan mengharap ridho Allah (ikhlas) menjadi kunci untuk hati kita dalam menjalankan ibadah-ibadah itu,” ungkapnya.
Dia menjabarkan, orang yang ikhlas semata-mata mengharapkan keridhoan Allah SWT, tidak berharap pujian atau penghargaan dari manusia, bahkan amal ibadahnya ia sembunyikan agar tidak diketahui manusia.
Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Quran, Surat Yunus ayat 105, “Hadapkanlah mukamu kepada agama dengan tulus dan ikhlas dan janganlah kamu termasuk dalam golongan orang-orang musyrik.”
Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Nasa’i juga mengataka, “Bahwa Allah tidak akan pernah menerima amal manusia kecuali bila dilaksanakan dengan ikhlas untuk mendapat ridha Allah.”
Setiap manusia yang melaksanakan ibadah sekecil apapun dengan ikhlas, senantiasa akan selalu masuk dalam golongan orang-orang yang dilindungi Allah di akhirat kelak. (bpc3)