BERTUAHPOS.COM, PAYAKUMBUH – Berlarut-larutnya penanganan bencana kabut asap, dinilai penggiat sosial dan LSM Balirung Luak Limo Puluah (Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota) Propinsi Sumatera Barat, bentuk lambat Pemerintah RI. Disamping itu, karena dampak kabut asap melanda berbagai propinsi dan kabupaten/kota di Indonesia, maka sudah saatnya Pemerintah RI menetapkan bencana kabut asap sebagai bencana nasional.
“Harusnya bencana kabut asap sudah menjadi bencana nasional. Beberapa provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia terdampak akibat kabut asap termasuk Sumatera Barat,” jelas Direktur LSM Balirung Luak Limopuluah, Wandi, kepada wartawan Jumat (18/09/2015). Disampaikannya, jangan sampai bencana kabut asap menelan korban jiwa. Maka seharusnya Pemerintah RI sudah melakukan antisipasi dengan bergerak cepat, sehingga bencana kabut asap tidak menambah duka mendalam bagi masyarakat.
Dia juga setuju jika Pemerintah memberikan hukuman bagi pembakar hutan dan lahan. Mengingat selama ini Pemerintah lebih cenderung memberikan sanksi terutama kepada perusahaan hanya pencabutan izin. Padahal disampaikannya, bila sekedar izin, maka dengan nama yang berbeda tentu izin perusahaan yang kegiatannya sama bisa diurus kembali.
“Harus tegas, dan efeknya jera. Selama ini pemerintah kita lihat hanya mencabut izin, padahal bila izin diurus kembali dengan nama yang berbeda kan bisa, jadi itu tidak membuat jera, dan pembakaran hutan dan lahan akan terus terulang,” sebutnya.
Dari pantuan Bertuahpos.com, Jumat, terlihat kabut asap di wilayah Kabupaten Limapuluh Kota, Kota Payakumbuh, Kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi makin pekat dan berbau busuk hingga menyengat hidung.
Ketebalan itu makin pekat hingga menjelang siang dan sore hari. Sedangkan khusus didaerah perbatasan Sumbar-Riau tepatnya di Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Limapuluh Kota, ketebalan kabut asap sangat pekat dan menyebabkan jarak pandang berkisar 300-400 meter.
“Walau sempat hujan pada Kamis, tetapi ketebalan asap makin pekat. Sekarang jarak pandang hanya berkisar 300-400 meter saja. Tentu kita hanya menyampaikan kepada masyarakat jika keluar rumah pakailah masker, tetapi jika tidak penting jangan keluar rumah. Kemudian kita juga meminta agar masyarakat perbanyak mengkonsumsi air putih dan makan buah,” pinta Camat Pangkalan Andri Yasmen. (khatik)