BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Hasil kajian Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi (KBKT) PT RAPP yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB) akan rampung dalam waktu dekat. LPPM IPB menjadi lembaga independen yang ditunjuk PT RAPP untuk melakukan kajian mengenai kebijakan hutan yang berkelanjutan atau lestari dimana sebelumnya kajian ini direkomendasikan oleh Stakeholder Advisory Committee atau Komite Penasihat Independen (SAC) pada Oktober 2014.
Hasil kajian sementara yang ditemukan oleh tim yang dipimpin oleh Dr. Ir. Machmud Tochari, DEA, menemukan delapan wilayah di Unit Manajemen PT RAPP yang menjadi objek kajian memiliki Nilai Konservasi Tinggi (NKT). Kedelapan wilayah tersebut di antaranya, Baserah, Cerenti, Langgam, Logas, Mandau, Pelalawan, Teso dan Ukui.
“Kajian yang kami lakukan ini dilakukan pada areal kerja hutan tanaman PT RAPP untuk menemukan Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi. Dari ke delapan wilayah unit manajemen. Pelalawan memiliki total luas KBKT yang paling besar diantara tujuh wilayah lain,” kata Tochari di dalam acara Konsultasi Publik II mengenai Draft Hasil Kajian Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi di Pekanbaru, Riau, Senin (26/1).
Tochari menyebutkan, aspek yang menjadi ruang lingkup dari kajian ini meliputi bentang alam dan landscape wilayah setempat, keanekaragaman hayati yang mengandung flora fauna dan ekosistem, aspek jasa lingkungan untuk melihat sejauh mana jasa yang diberikan lingkungan bagi masyarakat yang harus diberikan serta sosial ekonomi budaya – ruang untuk kehidupan masyarakat yg bergantung pada hutan di sekitarnya
“PT RAPP telah memberikan kepercayaan untuk melakukan kajian yang penting ini. Kajian ini cukup rumit dan kompleks karena menyangkut berbagai faktor dan aspek serta melibatkan berbagai stakeholder. Dalam acara ini, kami mengharapkan masukan dari publik agar hasil dari kajian temuan ini dapat dikoreksi apabila ada yang kurang tepat,” ungkapnya
Tochari menambahkan, hasil kajian KBKT pada areal kerja Unit Manajemen PT RAPP yang berupa laporan akhir akan di-review oleh HCV Resource Network (HCVRN) untuk melengkapi laporan dan rekomendasi tim serta dirangkum dalam bentuk laporan akhir. Ia berharap agar PT RAPP bisa terus bersinergi dan memberikan manfaat kepada masyarakat
Direktur Sustainability PT RAPP, Petrus Gunarso, mengungkapkan kajian KBKT yang dilakukan LPPM IPB ini merupakan upaya tambahan sukarela yang dilakukan PT RAPP untuk menambah kawasan konservasi di luar peraturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
“Apa yang dilakukan sekarang merupakan upaya sukarela untuk menambah wilayah konservasi atas permintaan internasional dan nasional. Komitmen menetapkan wilayah produksi dan konservasi ini merupakan komitmen sukarela tambahan diatas peraturan pemerintah yang berjalan,” ujar Petrus.
Dalam kesempatan itu, berbagai tokoh masyarakat di areal kerja Unit Manajemen PT RAPP hadir untuk memberikan masukan guna melengkapi hasil kajian. Salah satu masukan disampaikan oleh Camat Logas Tanah Darat, Novrion.
Ia memberikan masukan ada rekomendasi hasil kajian yang menyebutkan perlu dilakukannya normalisasi wilayah dengan cara penanaman kembali tanaman lokal untuk kebutuhan masyarakat.
“Saya ingin memberikan masukan bahwa selain dilakukan pemetaan wilayah juga dilakukan normalisasi wilayah sehingga kawasan KBKT bisa kembali seperti semula untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” katanya.
Sebelumnya, konsultasi publik pertama telah dilaksanakan pada Desember 2014 lalu. Kajian KBKT di areal kerja Unit Manajemen PT RAPP ini sudah dimulai sejak November 2014 dan direncanakan selesai pada 31 Januari 2015.(Rilis)
Â