BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Hasil pembahasan dari rapat penetapan harga tandan buah segar atau TBS sawit pada Selasa kemarin, terpantau bahwa di pasar Indonesia baik pasar bursa berjangka maupun kontrak perusahaan seperti KPBPTP dan lelang Astra menunjukan kenaikan yang signifikan dari Rp. 6.295Â sampai Rp. 6.810, atau terjadi peningkatan sebesar 7,56 %.
Sekretaris penetapan harga TBS Sawit Riau, Rusdi mengatakan, bursa komoditas CPO berjangka memperoleh dorongan aksi beli yang cukup kuat, disebabkan oleh kenaikan harga minyak mentah.
“Naiknya harga minyak mentah meningkatkan minat para pelaku pasar terhadap produk biofuel yang diproduksi dari CPO, sehingga berimbas pada kenaikan harga TBS sawit di Riau,” katanya, Rabu (16/09/2015), di Pekanbaru.
Harga CPO berjangka masih memperoleh dukungan setelah ada kabar bahwa kebutuhan komoditas ini di India mengalami peningkatan. Permintaan minyak nabati India, negara konsumen CPO terbesar dunia, masih akan tinggi dalam beberapa bulan ke depan.
Cuaca kering menyebabkan perkebunan oilseeds di India gagal panen. Negara tersebut diprediksi mengimpor 15 juta ton minyak nabati dalam satu tahun ke depan, mendekati rekor 14,1 juta ton minyak nabati yang diimpor dalam 12 bulan ke belakang.
Perdagangan CPO masih ditopang oleh sentimen positif dari Indonesia dan India. Produksi CPO Indonesia, produsen CPO terbesar dunia, diprediksi kurang 300 ton sampai 450 ton dari target 31,5 juta ton.
Sementara itu permintaan dari India mengalami peningkatan. Data menunjukkan bahwa impor CPO India, telah naik selama 8 bulan berturut-turut akibat kekeringan yang mengganggu produksi minyak nabati lokal.
Harga CPO kontrak paling aktif di bursa komoditas Malaysia kemarin tampak mengalami kenaikan yang mantap. Harga kontrak November merupakan kontrak paling aktif saat ini, terpantau meningkat sebesar 35 ringgit atau setara dengan 1,64 persen dan diperdagangkan pada posisi 2.169 ringgit per ton. (Melba)