BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Rencana Pemerintah Provinsi Riau, sebelumnya akan memenuhi permintaan 3000 masyarakat di empat desa di Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Riau untuk menyalurkan bantuan logistik, ternyata sampai saat ini belum bisa direalisasikan.
Menurut Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Riau, Syarifuddin, penyaluran bantuan itu masih terkendala masalah infrastruktur atau akses jalan masuk ke desa itu. “Akses kami masuk kesana untuk menyalurkan bantuan itu masih belum dibuka,” katanya kepada bertuahpos.com, Selasa (19/01/2015).
Dia menambahkan, sejak awal pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (PBDB) Kabupaten Kampar, untuk mengatasi persoalan jalur masuk ke desa itu. Hasil koordinasi itu juga sudah diutarakan di hadapan Plt Gubernur Riau Arsyadjulaindi Rachman pada pekan kemarin. Namun hingga saat ini belum ada realisasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kampar.
Jikapun bantuan berupa kebutuhan sembilan bahan pokok masyaraka itu juga harus tetap disalurkan, satu-satu jalan yang memutar arah lewat jalur Provinsi Sumatra Barat. Namun persoalannya cost transportasi dipastikan akan lebih tinggi. Sementara kendaraan yang bisa melintas dijalur itu hanya kendaraan roda dua.
Syarifuddin juga mengatakan, bahwa jarak tempuh yang adalan dilalui, jika bantuan itu disalurkan melewati rute Sumbar, tentunya akan banyak memakan waktu, dengan tambahan 3 sampai 4 jam dari waktu normal seperti biasa. “Tentu saja ini sangat merepotkan, dan ongkaosnya terlalu besar,” ujarnya.
Pihak Dinsos Riau meminta, harusnya pihak Kabupaten Kampar setidaknya punya inisiatif untuk melakukan penyaluran bantuan terlebih dahulu ke wilayah itu. Upaya itu, dengan kata lain agar tidak serta merta bahwa Pemerintah Provinsi Riau ikut campur secara utuh dalam mengatasi persoalan itu.
“Persoalannya jalan itu putus. Makanya bantuan itu belum bisa kami salurkan. Harusnya Pemerintah Kabupaten Kampar gerak dulu. Setidaknya memperbaiki akses jalan masuk yang terputus, menghubungkan ke empat desa itu,” tambahnya.
Dia menyebutkan, akibat yang mengalami musibah itu, roda perekonomian masyarakat setempat dari hasil pertanian ikut lumpuh. Kondisi ini semakin lama membuat kebutuhan masyarakat menipis. Sementara bantuan tidak juga kunjung disalurkan.
Keempat desa yang kini terisolir adalah Desa Pangkalan Kapas, Tanjung Permai, Lubuk Bigau dan Kebun Tinggi. Kini keempat desa tersebut masih menunggu saluran bantuan sembako dari pemerintah. (Melba)