BERTUAHPOS.COM, PASIRPENGARAIAN – Para pengolah gula aren di Rokan Hulu masih kekurangan tempat penampung. Terkadang banyak gula aren yang menumpuk di koperasi desa. Hal itu disampaikan Celvi, seorang pengrajin gula aren di Desa Kaiti, Kecamatan Rambah. “Sekarang kita masih kurang tempat buang (penampung) gula,” ujarnya.
Padahal menurutnya bila produksi gula aren di desanya dikumpulkan, bisa mencapai 100 kilo perbulan. Selain itu alasan pihak pengepul gula aren yang dijualnya tidak tahan lama. “Gula kita terbuat dari air enau (aren) asli, tidak ada campuran. Makanya jika lewat tiga bulan gulanya jadi lembek,” jelasnya.
Selain dikenal sebagai Negeri Seribu Suluk, Rokan Hulu juga memiliki potensi pohon enau yang banyak tersebar di desa-desa. Kebanyakan masyarakat menjadikan gula aren sebagai kerja sampingan. Saat ini, Celvi dan masyarakat sekitar lebih prioritaskan memproduksi gula aren sebagai cenderamata. Karena menurutnya penjual di pasaran lebih meminati gula yang terbuat dari kelapa dan campuran gula pasir, karena lebih tahan lama. Ia berharap pemerintah daerah bisa mencari solusi agar industri gula aren di Rohul tidak kalah bersaing dengan gula dari daerah lain. (Riki)