BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Andra Sjafril, mengakui bahwa pos kesehatan untuk korban kebakaran hutan dan lahan (Karhula) selama ini masih belum layak.
Menurutnya, hal inilah yang membuat para dokter juga enggan stanby di pos kesehatan. Dalam situasi seperti kabut asap tahun lalu misalnya, dari beberapa titik pos kesehatan yang disediakan hanya berbentuk tenda darurat saja. Sementara paparan asap tersebar dimana-mana.
“Baik bagi masyarakat yang ingin memeriksakan kesehatannya ataupun petugas yang berada di sana, harusnya mendapatkan kondisi udara yang bersih,” sambungnya.
Dia menambahkan, kedepannya pos kesehatan yang disediakan benar-benar layak. Sehingga petugas kesehatan bisa memberikan jaminan kepada masyarakat apabila meminta pertolongan ke posko kesehatan.
Idealnya pos kesehatan ini memang memiliki peralatan yang mendukung. Seperti AC dan sejenisnya. Dari pengalaman tahun 2015 lalu, ada banyak pembelajaran yang positif karena keberadaan pemerintah memang sangat diperlukan saat itu.
Untuk medukung hal tersebut, kata Andra, pada tahun ini Dinas Kesehatan menempatkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Riau 2016 untuk pembelian alat Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) portable. “Memang jumlahnya tidak banyak hanya satu unit,” katanya.
Alat ini nantinya akan digunakan bagi kepentingan kabupaten lain. Dinas Kesehatan akan meminjamkan alat itu jika memang diperlukan. Harapannya kabupaten kota di Riau yang rawan terjadinya Karhutla, juga menganggarkan untuk membeli peralatan yang sama.
Antisipasi paparan asap tahun ini, Dinas Kesehatan juga akan membuat petunjuk teknis, semacam contingensiplan. Diantaranya memuat dimana saja titik-titik lokasi dengan ISPU yang tinggi.
Penulis: Melba