BERTUAHPOS.COM (BPC), LIMAPULUH KOTA - Evakuasi mayat Roni Emrizal (23), dari dasar jurang sedalam 50 meter berlangsung dramatis.
Puluhan tim evakuasi korban bencana tanah longsor di Kelok 17 Nagari Koto Alam, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Propinsi Sumbar, harus berpegangan tangan mendaki lereng jurang pada kemiringan nyaris mencapai 90 drajat.
Kondisi tanah berlumpur membuat tim harus berpegangan erat satu sama lain sambil mengangkat kantong mayat. Hanya ada satu tali untuk berpegangan. Bila satu saja terpeleset atau jatuh maka puluhan lainnya ikut jatuh dan roboh kembali ke dasar jurang. Betul-betul menegangkan berlangsungnya evakuasi siang itu.
Semangat tanpa kenal menyerah terlihat dari wajah puluhan tim evakuasi. Meski sudah berada dilokasi selama enam hari sejak Jumat (3/3/2017) saat kejadian naas itu menimpa pengguna jalan Nasional Sumbar-Riau.
Berhasil membawa mayat Roni Emrizal, anak kedua dari empat bersaudara pasangan Rajab dan Nur Maini, asal Garinggiang, Kabupaten Padang Pariaman, tim evakuasi kembali ke dasar jurang.
Ditemukannya, Roni Emrizal di timbunan material longsor yang cukup dalam. Meski sebelumnya tim sudah berjibaku mencari dilokasi itu tetapi tidak ada tanda. Padahal lokasi penemuan Roni tidak jauh dari mobil milik ayahnya Rajab, didasar jurang Kelok 17 itu. Kini tim melakukan pencarian dengan menusukkan kayu dalam tanah longsor.
Setelah ditusukkan kedalam bongkahan timbunan longsor maka ujung kayu lalu dicium. Bila berbau menyengat maka akan dicurigai di dalamnya ada mayat. Seperti ketika salah satu ujung kayu anggota tim berbau menyengat dan berminyak pada Selasa (7/3/3017) sekitar Pukul 17.00 Wib.
Namun karena cuaca tidak bersahabat dan hari mulai gelap maka tim memutuskan melanjutkan pencarian dan evakuasi pada Rabu (8/3/2017), hingga akhirnya diketahui jika dilokasi itu ada mayat yang tidak lain adalah Roni Emrizal.
“Kita sudah mendapatkan tanda-tanda sejak Selasa jelang magrib. Karena sudah senja dan cuaca gelap maka diputuskan evakuasi hari ini (Rabu-red),” sebut salah seorang tim evakuasi korban bencana longsor Paur Kes, Polres Limapuluh Kota, Bribka Anton Mawardi.
Ketua Regu tim evakuasi Lettu P.A Sigiro, passi Pers Brajasakti 131, menyebut jika evakuasi itu berlangsung dramatis karena berada dikedalaman 50 meter dengan kemiringan nyaris 90 derajat.Â
“Kita evakuasi bersama dengan saling berpegangan untuk menuju arah atas guna membawa korban,” jelasnya.Â
Tim evakuasi terus mencari korban yang diduga masih ada terkubur di dalam tumpukan material longsor. Karena masih ada keluarga yang melapor kehilangan keluarga atas nama Azwar Nasution alias Pampam (43).
Karena mobil L.300 dengan nomor polisi BB 8670 LR dan di atas mobil itu ada bibit Karet dan tiga unit motor jenis Win dari Padang Sidimpuan yang akan menuju Gunuang Malintang, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, adalah milik Pampam.
Agus, salah seorang warga Gunuang Malintang bersama temannya yang memesan bibit karet dan satu unit motor, menyebut jika Pampam, diduga ikut terseret bongkahan longsor.
Karena mobil dan anak bibit karet serta tiga unit motor jenis Win, ditemukan didasar jurang kelok 17, Koto Alam.
“Ketika dihubungi Handphone Pampam tidak aktif. Jadi awalnya kami berpikir jangan-jangan Pampam ikut jadi korban longsor. Ketika itu kami langsung menuju Koto Alam, dan ikut mencari dan menemukan mobil L.300 berisi bibit karet dan 3 unit mitor. Sesuai nomor polisi, itu adalah mobil Pampam, karena dia sering mengantarkan bibit karet ketempat kami,” jelas Agus, salah seorang warga Gunung Malintang. (khatik)