BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Semarak dan sukacita perayaan Tahun Baru Imlek 2566 yang telah dimulai sejak tanggal 19 Pebruari 2015, secara tradisi akan berakhir pada hari kelimabelas yang jatuh pada hari ini, Kamis (04/03/2015). Malam penutup Tahun Baru Imlek di Indonesia dikenal dengan sebutan Cap Go Meh.
Istilah Cap Go Meh berasal dari dialek etnis Hokkian bermakna malam ke limabelas, capgo berarti limabelas dan meh artinya malam. Cap Go Meh disebut juga Yuanxi, Yuanye atau Shang Yuanjie. Di daratan Tiongkok dinamakan yuán xiÄo jié ( Mandarin : å…ƒ 宵 节 ). Artinya festival tanggal 15 bulan satu ( menurut Kalendar Imlek – Tiongkok ).
Malam Cap Go Meh adalah malam pertama bulan purnama setiap tahun baru. Pada malam tersebut, biasanya orang memasang lampion berwarna-warni, maka festival ini disebut juga sebagai “hari raya lampion†atau Lantern Festival.
Walaupun perayaan Tahun Baru Imlek di Indonesia umumnya dirayakan oleh warga Tionghoa secara turun-temurun sebagai bagian dari budaya, namun akulturasi dengan kepercayaan bagi umat Buddha, Konghucu dan Tao tampak nyata. Ini dapat dilihat dari beberapa ritual terutama ungkapan syukur dan doa-pengharapan sejak sebelum maupun pasca malam Tahun Baru Imlek atau disebut sincia.
Seminggu sebelum sincia biasanya warga Tionghoa melaksanakan sang sing – ritual mengantar para dewa khususnya Dewa Dapur kembali ke Langit. Malam pergantian Tahun Baru Imlek ( chuxi ) digelar ungkapan syukur-doa dalam kebaktian kepada Tuhan dan para Buddha, Bodhisattva dan Dewa.
Hari pertama sincia di pagi hari biasanya tidak lupa tiam hio – menyalakan dupa menghormati para leluhur di altar keluarga. Hari keempat Tahun Baru Imlek digelar ci sin – ritual penyambutan para dewa terutama di rumah masing-masing dan dilanjutkan ritual kepada Tuhan Yang Maha Esa ( king thikong ) pada hari ke sembilan terutama oleh etnis Hokkian yang dominan dalam suku Tionghoa di Indonesia.
Pada hari ke limabelas – cap go, kembali umumnya warga Tionghoa akan berduyun-duyun melaksanakan kebaktian dan doa baik di tempat ibadah seperti vihara dan kelenteng maupun di rumah masing-masing yang memiliki altar dewa. (rilis/nova)