BERTUAHPOS.COM (BPC), Bagan Siapiapi – Mengingat pengalaman dari tahun sebelumnya, peserta ujian nasional tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat, setiap selesai mengikuti ujian nasional (UN), mereka cenderung melampiaskan kegembiraannya dalam bentuk aksi corat-coret seragam sekolah, mengadakan aksi kebut-kebutan atau bepergian ke tempat rekreasi yang memungkinkan mengganggu ketertiban umum dan dapat merugikan diri sendiri.
Maka dari itu, Bupati Rokan Hilir (Rohil), H Soeyatno Amp, menegaskan melalui Kepala Dinas Pendidikan Rohil, Amiroeddin, untuk meminta dengan tegas kepada seluruh Kepala Sekolah baik SMA, SMK dan SMP baik Negeri maupun swasta se Rohil untuk melarang anak didiknya melakukan aksi coret baju usai Ujian Nasional (UN).
“Pemkab sudah meminta pihak kita untuk melayangkan surat kepada seluruh kepala sekolah setingkat SMP dan SMA, SMK dan MA baik negeri dan swasta agar melarang peserta ujian nasional melakukan aksi corat-coret baju usai Ujian Nasional,†kata Amiroeddin kepada bertuahpos.com, Kamis 16/4 di Bagan Siapiapi.
“Hal itu diminta Pak Bupati, tidak lain untuk mengantisipasi adanya kejadian yang tidak diinginkan. Dari pada seperti itu, kan labih bagus kepada kepala sekolah dan komite sekolah masing-masing untuk melaksanakan kegiatan hiburan di sekolah dengan satu acara penyerahan seragam sekolah kepada pengurus komite sekolah untuk disumbangkan kepada adik kelas yang membutuhkan,†ujarnya meniru perkataan Bupati Rohil.
Lebih jauh Amiroeddin mengatakan, dirinya akan meminta kepada pihak sekolah dan komite untuk mengundang orangtua peserta ujian nasional dengan penyerahan peserta didik kepada orang tua masing-masing.
“Dalam penyerahan itu, nanti disertai surat pernyataan akan membawa anaknya pulang kerumah dengan ketentuan, apabila peserta didik terlibat dengan aski corat-coret, kebutan atau konvoi sepeda motor dijalan raya mengganggu ketertiban umum, pihak sekolah akan memberikan teguran. Bila perlu, kita minta pihak sekolah memberikan sanksi,†jelasnya.
Perlu diketahui, memang seusai UN di berbagai daerah di Rohil, Rabu 15/4 kemarin, tidak didapati siswa siswi melakukan aksi tersebut. “Namun, hal itu wajib diwaspadai juga. Biasanya kalau tidak seusai UN, seusai pengumuman kelulusan aksi itu sering dilakukan. Jadi kita minta kepala, guru, dan komite sekolah agar selalu memperhatikan hal itu,†imbuhnya. (advertorial/arie)