BERTUAHPOS.COM (BPC), AGAM – Anggota Komisi IX DPR RI, Muhammad Iqbal menyesalkan peredaran beras palsu yang sempat mencemaskan masyarakat Indonesia.
“Kita menyesalkan peredaran beras palsu. Itu terbuat dari plastik bening dan berbentuk beras. Jadi masyarakat jadi resah sekaligus cemas dengan beredarnya beras palsu,” sebut M.Iqbal di sela-sela acara Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) di Baso, Kabupaten Agam.
Tidak hanya soal beras palsu, Politisi PPP dari Dapil II Sumatera Barat itu juga menyebut ada juga telur palsu, dan maraknya obat-obat illegal atau palsu.
“Terhadap bahan-bahan palsu ini kita meminta semua unsur melakukan koordinasi di daerah. Bila ditemukan dilakukan penindakan karena UU sudah ada yang mengatur,” pinta Anggota DPR RI dua periode itu, Kamis (10/8/17).
Kemudian dirinya mengimbau kepada masyarakat agar lebih selektif dalam memilih prodak baik untuk konsumsi maupun dipakai seperti kosmetik dan obat-obatan.
“Masyarakat harus lebih teliti lagi. Inilah tujuan kita melakukan komunikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakat. Sehingga melalui ini masyarakat bisa melihat mana yang berbahaya mana yang sehat,” harap tokoh muda Provinsi Sumatera Barat itu.
Sementara itu Kepala BBPOM Sumbar, Zulkifli dalam pemaparannya menyebut bahwa sepanjang Januari-Agustus ini sudah ada beberapa produk yang sudah masuk dalam ranah pengadilan.
“Sudah banyak yang sampai kasusnya di pengadilan. Kebanyak bahan obat-obatan, jamu dan lainnya. Jadi kita melakukan penyidikan dan penindakan sesuai dengan kewenangan kita,” sebut putra asli Kota Padang itu.
Baca:Â Heboh Beras Oplosan, Bulog Tidak Batasi Penjualan Beras Murah
Menurutnya masyarakat harus berperan aktif dalam menentukan produk konsumsi di rumah tangga sendiri agar terhindar dari bahan-bahan berbahaya.
“Semua penentunya adalah konsumen. Jadi harus lebih jeli melihat label produk, cek kadaluarsanya, cek izin edar atau BBPOM, kemudian dari bahan apa dibuat. Termasuk apakah prodak itu palsu atau illegal,” harapnya mengaku senang melihat antusias masyarakat mendengar paparan BPOM.
Menurutnya, barang illegal yang masuk Sumatera Barat kebanyakan berasal dari pelabuhan tikus di daerah Dumai dan Belawan. Bila lewat Dumai, Provinsi Riau maka yang menjadi pintu gerbangnya di Sumbar adalah Limapuluh Kota dan Payakumbuh.
Sedangkan jika masuk dari Belawan, maka akan melewati Pasaman dan Bukittinggi sebelum beredar luas di masyarakat.
“Jadi ada daerah rawan peredaran produk illegal di Sumbar, seperti Limapuluh Kota karena jadi pintu gerbang dari Riau. Kemudian Pasaman dan Bukittinggi karena menjadi pintu masuk dari Pelabuhan Belawan, Sumut,” jelasnya.
Terkait banyaknya barang-barang illegal tanpa izin edar dari BBPOM masuk Sumbar, dirinya selalu menjalin komunikasi dengan daerah diperlintasan tempat masuk barang seperti Limapuluh Kota dan Pasaman.
Tidak hanya produk illegal berupa kemasan, tetapi juga banyak bahan pangan seperti bawang merah asal India diamankan di Limapuluh Kota serta prodak lainnya.
“Kita selalu berkomunikasi dengan daerah diperlintasan dua Propinsi sehingga dilakukan pengawalan yang ketat. Ini tentu untuk menjaga masyarakat kita dari bahaya prodak yang menggunakan bahan-bahan berbahaya,” terangnya. (bpc15)