BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Sebanyak 33 sekolah yang berasal dari seluruh Provinsi Riau membangun peradaban-peradaban yang ada di dunia serta kerajaan-kerajaan yang ada di seluruh nusantara. Namun bukan peradaban ataupun kerajaan asli yang mereka bangun, melainkan dalam bentuk mading tiga dimensi (3D). Kegiatan ini dilakukan oleh sekolah-sekolah tersebut dalam rangka mengikuti perlombaan mading 3D olimpiade sejarah (Oase) tahun 2017, Senin (13/2/2017).
Perlombaan mading 3D ini merupakan salah satu perlombaan yang ada di olimpiade sejarah tahun 2017, yang mana untuk jumlah peserta terdiri atas 10 tim tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan 23 tim Sekolah Menengah Atas (SMA) se-Provinsi Riau. Hal ini diutarakan oleh Abdul Ghani selaku penanggung jawab perlombaan mading 3D Oase 2017 kepada kru Bertuahpos.com.
“Masing-masing tim terdiri atas tiga orang siswa, dan satu guru pembimbing, untuk ukuran tapaknya kami membebaskannya kepada peserta,” terang Abdul Ghani yang juga merupakan mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP UR.
Abdul Ghani yang biasa dipanggil Ghani juga menjeleskan, perlombaan yang dimulai sejak pukul 14.00 WIB tersebut bertujuan agar siswa-siswi yang ada di Provinsi Riau terutama yang mengikuti perlombaan lebih mengenal peradaban di dunia, seperti diantaranya lembah indus. “Selain itu, perlombaan mading 3D ini juga sebagai wadah siswa untuk berkreativitas, selain sebagai perkenalan akan bidang sejarah,” ujarnya.
Sementara, untuk kriteria penilaiannya sendiri, panitia penyelenggara mempunyai beberapa poin dalam penilaiannya. Seperti kesesuain isi mading dengan tema, orginalitas dan kreativitas, konten dan bahasa yang digunakan pada saat presentasi, penguasaan konsep mading pada saat presentasi, dan juga kebersihan tiap tim mading.
“Jurinya ada dua orang, yang pertama ada Asril, yang merupaka koordinator program studi sejarah FKIP UR. Selanjutnya juga ada Nurdiansyah, selaku dosen pendidikan sejarah FKIP UR,” terang Ghani.
Penulis: Teguh Asrin