BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Para penyedia jasa penukaran uang pinggiran jalan, di beberapa titik di Pekanbaru, acap kali muncul pada saat menjelang lebaran Idul Fitri nanti. Aktivitas itu biasanya sudah dimulai pada saat pertengahan bulan suci Ramadan.
Kepala Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Riau, Ismet Inono, mengimbau, masyarakat diminta tidak menggunakan jasa penukaran uang tersebut. Sebab ada cost yang harus dibayar masyarakat sebagai imbal atas jasa penukaran uang tersebut.
Misalnya, untuk uang Rp100 ribu, maka akan dilakukan pemotongan sebesar Rp10 ribu, sehingga masyarakat hanya memerima Rp90 ribu dari pecahan uang yang ditukarkannya.
“Padahal, kami tidak membenarkan ada transaksi penukaran dengan mata uang yang sama-sama rupiah, tapi malah ada pemotongan. Kalau transaksi penukaran uang itu dengan mata uang yang berbeda tidak masalah,” katanya kepada bertuahpos.com, Rabu (01/06/2016).
Kasus-kasus seperti ini bisa dilihat pada saat bulan puasa tengah berlangsung, di Jalan Hang Tuah, Pekanbaru. Para penyedia jasa penukaran itu menyediakan pecahan uang dengan nominal lebih kecil secara banyak. Sehingga masyarakat tidak perlu jauh jika ingin melakukan penukaran uang.
Namun demikian, masayarakat yang ingin melakukan penukaran uang harus membayar sejumlah rupiah kepada penyedia jasa tersebut. Tindakan-tindakan seperti ini, kata Ismet memang tidak dibenarkan. Namun tidak ada aturan hukum yang memberatkan melarang tindakan tersebut.
Masyarakat diminta untuk lebih bijak dalam menggunakan rupiah sebagai alat tukar dalam negeri sebagai bentuk kepedulian terhadap mata uang dalam negeri.
“Kami tidak membenarkan tindakan seperti itu. Karena sangat tidak realistis, rupiah ditukar dengan rupiah tapi dengan nilai yang berbeda. Kenapa harus dilakukan ke jalanan kalau nilai tukar di BI bahkan tidak berbeda sama sekali,” tambahnya
Dia juga meminta agar masyarakat tidak kembali melakukan tindakan tersebut. BI mencatat, pada tahun 2015 lalu, intensitas masyarakat melakukan penukaran mata uang rupiah di jalan sudah mulai berkurang.
Penulis: Melba