BERTUAHPO.COM (BPC), PEKANBARU – Walikota Pekanbaru H Firdaus, memastikan, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Pekanbaru secara umum sudah siap bersaing dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang berlaku awal tahun 2016 ini. Masyarakat Ekonomi ASEAN memiliki pola untuk mengintegrasikan ekonomi di kawasan ASEAN dengan cara membentuk sistem perdagangan bebas atau free trade antara sesama negara anggota ASEAN.
“Jauh-jauh hari sebelumnya era MEA ini sudah menjadi perhatian kami, apalagi sekarang sudah diterapkan maka memang diperlukan pengembangan, agar kita tidak hanya jadi pembeli saja di pada MEA nanti,” ungkapnya.
Menurut Firdaus MT, kedatangan produk-produk dari luar negeri ke Pekanbaru tidak akan mampu dibendung lagi oleh daerah. Bahkan masyarakat akan lebih memilih produk impor karena kualitasnya lebih baik dan harganya lebih murah. Apalagi selama ini, produk luar negeri sudah banyak membanjiri di Pasar Bawah Pekanbaru.
“Walau begitu, perlu dipikirkan bagaimana supaya UMKM yang berada di kota ini mampu menghasilkan produk-produk yang lebih berkualitas dengan harga relatif lebih murah, sehingga dapat bersaing dengan produk-produk dari luar negeri,” jelasnya.
Berdasarkan data terakhir Dinas Koperasi dan UMKM Kota Pekanbaru saat ini, ada sekitar 12.000 unit UMKM yang bergerak di sektor perdagangan dan sektor jasa seperti usaha kerajinan tenun, rotan, songket, makanan kering dan kue.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Pekanbaru, Ingot Ahmad Hutasuhut mengatakan, pihaknya sudah melakukan berbagai upaya pembinaan agar pelaku UMKM bisa bersaing dengan kualitas produk yang juga menjadi pilihan bagi masyarakat di negara-negara ASEAN.
”Banyak harus dibenahi terhadap produk-produk yang dihasilkan UMKM di Pekanbaru seperti kemasan dan keahlian tenaga kerja,” kata Ingot.
Ingot Ahmad mengungkapkan, semua pihak harus siap dalam menghadapi MEA, dalam menghadapi pasar persaingan bebas di kawasan Asia Tenggara itu, pihaknya sudah mengadakan pelatihan-pelataihan serta pembinaan kepada pelaku usaha terutama UMKM yang berada di Pekanbaru.
”Siap tidak siap, kita harus siap dalam menghadapi MEA yang mulai berlaku. Kami berharap dengan berbagai pelatihan dan pembinaan, mereka bisa menghasilkan produk berkualaitas,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Pekanbaru, Masirba H.Sulaiman mengatakan, awal Januari lalu, beberapa perusahaan asing telah mendatangi Kota Pekanbaru untuk memantau peluang bisnis. Empat perusahaan yang dimaksud adalah, Seven Eleven, Circle K, Swensens, dan K24. Sudah berkunjung ke Disperindag untuk berdiskusi mengenai potensi bisnis dan perizinan usaha di Kota Pekanbaru.
Dengan hadirnya investasi asing itu tentu dapat memberikan peluang bagi Pekanbaru untuk meningkatkan pendapatan daerah dan pertumbuhan ekonomi, terlebih diketahui Pekanbaru minim dengan potensi wisata dan sumber daya alam.
Kota Pekanbaru sendiri memang menjadi daya tarik karena merupakan daerah investasi dengan dukungan penduduk di atas satu juta jiwa. Dampak MEA cukup dirasakan di Kota Pekanbaru, bahkan masyarakat juga dapat menemukan produk makanan impor yang bukan berasal dari negara ASEAN, seperti Jepang, Cina, dan Korea yang kini mulai membanjiri pasar hingga toko pinggir jalan.
“Untuk itulah UMKM di Riau harus berjuang agar terus dan bisa bersaing di pasar bebas yang diharapkan kepada pelaku usaha harus meningkatkan kualitas produk agar tetap bertahan,” tandasnya. (Adv)