BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Kondisi cuaca di kota Mekkah yang lebih panas dari Riau, biasanya banyak mendapat keluhan dari jamaah haji yang tidak terbiasa dengan cuaca tersebut. Hal seperti ini sangat dikhawatirkan akan mengganggu pelaksanaan ibadah haji di tanah suci.
Untuk mengantisipasi lemahnya fisik saat menjalankan ibadah, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Andra Sjafril mengatakan para jamaah haji asal Riau harus membatasi aktifitas dan kegiatan yang tidak penting.
“Saya menganjurkan untuk mereka yang saat ini tengah menjalankan ibadah haji harus banyak minum air putih. Supaya tidak terjadi dehidrasi pada tubuh. Terutama minum air zam-zam jauh lebih baik,” katanya, Sabtu (13/08/2016).
Selanjutnya, para jemaah haji diminta untuk tetap mengkonsumsi makanan-makanan bergizi selama menjalankan ibadah. Dalam situasi dengan kondisi cuaca seperti itu sangat penting untuk menjaga tubuh tetap fit dan sehat. Masalah yang sering terjadi, di tengah kondisi tubuh sedang beradaptasi dengan lingkungan baru, para jemaah malah mengabaikan kesehatan dengan menunda makan untuk alasan ibadah. “Kalau sakit malah tidak bisa beribadah jadinya,” ujarnya.
Langkah yang paling penting untuk bisa dilakukan para jemaah haji di tanah suci, yakni dengan cara membawakan handuk dan dititipkan ke tubuh. Hal ini harus dilakukan secara terus menerus untuk menjaga tubuh tetap segar dan terhindar dari dehidrasi.
Cara sederhana ini, kata Andra cukup efektif untuk menjaga kestabilan tubuh dalam kondisi cuaca panas. Mengingat sebagian besar jamaah haji asal Riau tentunya tidak terbiasa dengan kondisi cuaca panas, bahkan sampai 40°c.
Dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau sendiri mengutus sebanyak sembilan orang dokter untuk sembilan kloter. Masing-masing dari kloter akan ada satu dokter yang ikut mendampingi. Termasuk perawat dan petugas medis lainnya.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kemenag riau, jumlah keseluruhan jamaah haji asal Riau yang berangkat ke tanah suci tahun ini 4.036. Untuk kloter pertama berasal dari Batam. Sementara kloter ke dua dan ke tiga berasal dari kota Pekanbaru. Sedangkan kloter ke empat berasal dari Pekanbaru dan Bengkalis. Untuk kloter ke lima keberangkatan dari daerah Kuansing, Inhu dan Pekanbaru.
Penulis: Melba