BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Sebagai seorang kolektor, Tengku Rahmat Prawira ternyata memiliki kenangan tersendiri terhadap Vespa. Salah satunya adalah Vespa Super keluaran tahun 1976.
Dia bercerita, Vespa yang pernah digunakan oleh ayahnya itu, sempat dijual kepada orang lain. Tapi, setelah 25 tahun berlalu, dia akhirnya mendapatkan kembali Vespa itu.
Lantas, sespesial apakah Vespa itu bagi Wira? Berikut ini jawabannya.
Wira, sapaan akrab dari Tengku Rahmat Prawiran itu menceritakan, mulanya sang ayah membeli Vespa Super setahun sebelum ayahnya menikah. Tidak hanya itu, pada saat sang ibu mengandung dirinya, air ketuban ibunya pecah di atas vespa tersebut.
“Dulu ibu saya pernah pecah ketuban diatas vespa saat mau melahirkan saya,” ungkap wira. (Baca: Menilik Kecintaan Tengku Rahmat Prawira Terhadap Vespa)
Tapi, setelah vespa itu digunakan selama belasan tahun, pada tahun 1988 ayah Wira memutuskan untuk menjual vespa itu.
Namun, dikarenakan Wira gemar mengkoleksi Vespa, sang ayah meminta untuk mencarikan kembali vespa yang pernah mereka miliki.
“Waktu itu ayah saya menunjukkan kertas yang berisi nomor plat dan nomor mesin vespa. Dan meminta saya untuk mencari vespa yang pernah beliau pakai selama belasan tahun, ” ujarnya.
Dikarenakan permintaan tersebut, akhirnya dia bersama adiknya mencoba mengecek ke kantor Samsat tentang informasi kepemilikan Vespa tersebut. Apa yang dilakukannya itu memang berhasil menemukan alamat pemilik vespa.
Tapi, setelah mencari selama satu bulan, mereka tidak menemukan pemilik vespa ayahnya. Namun mereka tidak putus asa. “Saya hapal nomor plat vespa ayah saya, setiap hari saya cari-cari,” lanjut.
Di saat dia mendatangi sebuah bengkel untuk melakukan service Vespanya, tanpa sengaja dia menemukan vespa lama milik ayahnya yang saat itu dimiliki oleh mahasiswa UIR. Namun sang pemilik menolak menjualnya.
“Saat saya ceritakan sejarah vespa itu, tetap mahasiswa itu gak mau jual. Setelah melakukan penawaran selama sebulan dengan harga tinggi, baru saya dapatkan kembali vespa yang sudah 25 terjual dan tidak tahu siapa saja yang pernah menjadi pemiliknya,” tambahnya.
Pencairaan dia terhadap vespa ayahnya memang tidak sia-sia. Ketika dia mendapatkan Vespa itu kembali, sang ayah pun meneteskan air matanya.
“Ayah saya langsung menangis mengingat kenangan vespa waktu bersama almarhumah ibu saya,” tutupnya.
Penulis: Vina