BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Rizky Rusdiono, pria paruh baya itu tidak bisa berbuat apa-apa untuk menutupi kebutuhan rumah tangganya sehari-hari. Selain mengutang dengan warung dekat rumahnya.
Rizky adalah petugas buruh kebersihan yang bekerja di PT Multi Inti Guna (MIG). Sudah hampir 2 bulan gajinya tidak dibayarkan perusahaan tersebut. Jika dikalkulasikan lebih kurang Rp 4 juta perusahaan itu berhutang pada satu orang karyawannya. Sementara ada lebih kurang 400 lebih karyawan yang belum dibayarkan.
“Terpaksa berhutang ke warung untuk menutupi kebutuhan rumah tangga selama 2 bulan ini,” katanya kepada bertuahpos.com, Kamis (09/06/2016).
Sejak 2 bulan berlangsung hutang Rizky di warung hampir Rp2 juta. Sebelumnya dia ada dapat pinjaman uang sebesar Rp 700 ribu. Ternyata hanya cukup membayar seperempat hutangnya. Kini Rizky tidak lagi bisa mengambil barang kebutuhan rumah tangga di warung langgganannya.
Pemilik waruh sudah tidak percaya dengan Rizky. Dia diminta untuk tidak mengambil kebutuhan rumah tangga itu sebelum hutangnya dilunasi.
“Orang warung sudah tidak percaya lagi. Awalnya saya janji tanggal sekian mau bayar., sementara dari pihak perusahaan ternyata belum bayar gaji, terpaksa bilang ke orang warung diundur lagi. Karena sudah terlalu banyak, pemilik warung tidak percaya lagi,” tambahnya.
Ada 8 kecamatan, dari 400 lebih buruh kebersihan itu yang belum dibayarkan gajinya, sementara kata Rizky, pihak atasan PT MIG sudah gajian. Para buruh ini sebelumnya sudah mengetahui bahwa Pemerintah Kota Pekanbaru, gaji itu sudah diturunkan. Tapi kabar itu hanya sebatas kabar yang belum jelas kebenarannya. Buktinya, sampai saat ini para buruh ini belum juga terima gaji.
Disebelah Rizky, Seorang pria yang juga mengenakan kaos panjang kuning itu tidak heran mendengar cerita temannya. Namanya Muhammad Taher. Sama dengan Risky, dia juga salah satu buruh yang belum dibayarkan gajinya sampai 2 bulan.
“Yang jelas sekarang bulan puasa. Semua butuh uang untuk kebutuhan rumah tangga. Kami mohon kepada PT MIG untuk segera melunasi kewajibannya kepada kami. Karena semua buruh ini sangat membutuhkan itu,” tambahnya.
Rizky dan Taher, ikut membentangkan spanduk dalam aksi demonstrasi di Jalan Cut Nyak Dien, samping Puswil, Pekanbaru. Aksi demostrasi ini dilakukan oleh pasukan kuning pengangkut sampah yang sebelumnya sempat mogok.
Koordinator lapangan, Sepriadi Rokan mengatakan, masalah yang menimpa petugas buruh sampah ternyata tidak hanya membawa dampak pada kebersihan kota dan penyakit yang akan dialami masyarakat.
Atas nama Aliansi Buruh Kebersihan Kota Pekanbaru, mereka mendesak, Walikota Pekanbaru untuk menyelesaikan hak atau upah buruh sampah. Menuntut Pemko Pekanbaru penyesuaikan gaji buruh kebersihan Kota Pekanbaru sesuai UMK tahun 2016.
“Pemerintah wajib memperjelas dan menjamin status dan kesejahteraan pekerja buruh sampah Kota Pekanbaru. Serta menuntut transparansi anggaran kontrak Pemko dan PT MIG,” tambahnya.
Penulis: Melba