BERTUAHPOS.COM (BPC)- Mengunggah foto anak di media sosial telah menjadi kegemaran banyak orang tua urban. Ada ortu yang memamerkan foto anaknya sesekali di media daring, tapi tidak sedikit yang terlalu mengumbar update soal buah hatinya secara ekstensif.
Di medsos banyak dijumpai orang tua yang gemar mengabadikan setiap momen si kecil, meliputi segala detailnya. Misalnya, momen kelahiran, makan pertama, bermain, jalan-jalan, tidur, hingga sekolah
Nah, baru-baru ini mayoritas orang tua di Indonesia merayakan hari pertama anaknya masuk sekolah, seiring dengan dimulainya tahun ajaran baru. Mereka pun beramai-ramai mengabadikan momentum tersebut dengan foto yang diunggah di medsos.
Tanpa disadari, niat mengabadikan momen bahagia tersebut dapat menjadi umpan yang memancing niat jahat kelompok tertentu. Anak-anak pun jadi berisiko terjerat aksi predator pedofilia, perundungan (bullying), perampokan, penculikan, pencurian identitas, dan lainnya.
Agar anak-anak terhindar dari potensi celaka, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menganjurkan agar para orang tua lebih berhati-hati dalam mengunggah foto anaknya. Khususnya, pada momen-momen seperti hari pertama masuk sekolah.
Melalui informasi edarannya, Kemendikbud menekankan beberapa hal yang perlu diperhatikan para orang tua sebelum memutuskan untuk memamerkan foto anak di medsos.Pertama, jangan memasang foto anak beserta dengan identitas lengkap.
Jangan sekali-sekali mengumbar identitas anak, seperti nama lengkap, tanggal lahir, nama sekolah, alamat sekolah, nomor telepon, dan sebagainya di medsos. Hal tersebut akan memudahkan orang jahat untuk melacak keberadaan si buah hati.
Kedua, berhati-hatilah dengan fitur di medsos. Pastikan fitur geo-tagging atau penanda lokasi dinonaktifkan saat mengunggah foto anak. Ketiga, sebaiknya batasi daya akses atau privasi foto anak sebatas pada anggota keluarga atau lingkungan yang bisa dipercaya.
Keempat, jangan sekali-sekali memasang foto anak dengan tampilan yang memungkinkan dia menerima pelecehan, penghinaan, dan perundungan. Kelima, pikirkanlah sudut pandang anak. Belum tentu semua anak senang fotonya dipamerkan di medsos oleh orang tuanya.
Keenam, jangan memasang foto anak lain tanpa seizin orang tuanya. Ketujuh, informasikan dan ajaklah keluarga dan teman untuk berhati-hati dan lebih bijak saat memasang foto buah hatinya di internet.
Dari sudut pandang psikologis, kebiasaan pamer foto anak di media daring ternyata bisa berdampak buruk bagi kejiwaan anak. Tidak sedikit anak yang terjangkit over-narcisistic syndrome dan terjerat persaingan tidak sehat dengan anak-anak lain sepantarannya.
Psikolog Klinis Rosdiana Setyaningrum menyarankan ketimbang orang tua sibuk mengumbar pencitraan terhadap anaknya di medsos, ada baiknya mereka lebih fokus pada prestasi riil buah hatinya dalam kehidupan sehari-hari.
“Jangan sampai pencitraan di medsos tidak seimbang dengan kondisi nyata si kecil. Selain itu, dengan mengurangi kebiasaan pamer foto anak di medsos, ortu dapat lebih jeli menelaah kondisi dan realita yang terjadi pada kehidupan sehari-hari,†ungkapnya.
 Ada baiknya, ponsel pintar dimanfaatkan dengan lebih bijak oleh para orang tua untuk membantu tumbuh kembang putranya. Daripada membanjiri medsos dengan foto-foto anak secara terus-menerus, manfaatkanlah media daring untuk menggali informasi yang penting.
“Lebih baik orang tua menggunakan internet untuk menggali informasi tentang pola asuh yang baik, bagaimana memenuhi gizi anak, atau cara mendidik anak yang baik, ketimbang pamer foto anak secara ekstensif.â€
(Sumber: bisnis)