BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Angkasa Pura (AP) II sebagai pengelola Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim (SSK) II mencoba menawarkan rute baru ke operator penerbangan. Destinasi yang dimaksud seperti Pekanbaru-Balikpapan.
Hal itu disampaikan General Manager (GM) Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II, Jaya Tahoma Sirait kepada kru bertuahpos.com. “Kita sudah coba tawarkan terutama Pekanbaru ke Balikpapan, Kalimantan Timur. Karena sama-sama industri Migas (Minyak dan gas),” sebutnya.
Jaya belum bisa sampaikan maskapai apa yang tertarik membuka rute tersebut. “Mereka masih mengkaji,” sebut mantan GM Bandara Kualanamu Medan ini, Kamis (12/05/2016).
Selain rute tersebut, Jaya memandang ada banyak peluang yang bisa digarap maskapai. Salah satunya peluang untuk keberangkatan jamaah Umrah. Apalagi masyarakat Provinsi Riau dikenal banyak melakukan ibadah ke tanah suci itu. “Umrah kita juga lihat berpeluang, apakah sebagian bisa digabung dengan jamaah Aceh,” katanya.
Selain itu dengan telah dibukanya Bandara Silangit, Tapanuli Utara bisa menjadi salah satu rute yang prospek. Pertimbangannya selain minat wisatawan yang tinggi, masyarakat Riau juga banyak yang perantauan dari Tapanuli. “Jadi sangat potensi sebenarnya,†ujar Jaya.
Hanya saja yang menjadi catatan Jaya, pemerintah daerah juga harus mendukung. Terutama dengan adanya kegiatan-kegiatan yang bisa menarik minat orang untuk datang. “Memang pemerintah seyogyanya dalam pariwisata, kegiatan-kegiatan harus diramaikan,” katanya.
Dengan begitu bisa mendukung maskapai dalam memenuhi Seat Load Factor (SLF) atau isian penumpangnya. “Kalau ramai kegiatan, keterisian tempat duduk seat maskapai terjamin,” sebut Jaya.
Namun jika tidak didukung seperti itu, bisa saja maskapai memilih untuk menutup rutenya di Pekanbaru. Seperti yang sudah terjadi beberapa waktu lalu.
Kalau untuk Bandara lokal tingkat Kabupaten di Riau, Jaya menilai masih sulit untuk dikelola Angkasa Pura II. “Kami motif profit jadi pertimbangan. Kalau kita lihat selain Pekanbaru, (Bandara lokal) masih jauh,” kata Jaya.
Sebab hitungannya satu Bandara Bisa untuk apabila tingkat kunjungan penumpang di atas 2 juta dalam satu tahun. “Kalau yang di daerah masih kisaran 500 ribu penumpang bahkan ada yang hanya puluhan ribu dalam satu tahun,” tutupnya.
Penulis: Riki