BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Gejolak kenaikan harga sembako di pasar, terutama menjelang masuknya bulan puasa sudah menjaji rahasia umum. Termasuk adanya keterlibatan spekulan dalam pengendalian harga.
Hal ini disampaikan oleh Ekonom Riau, Ermasnyah SE MM kepada bertuahpos.com, Senin (16/05/2016). “Soal kenaikan harga dan adanya permainan spekulan itu sudah menjadi rahasia umum. Hampir setiap tahun kondisi seperti ini terjadi. Harusnya pemerintah bisa belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya,” katanya.
Dia menyebutan, terjadinya kasus yang sama pada saat momentum terstentu, seperti bulan Ramadan, harusnya sudah menjadi perhatian pemerintah sejak awal. Dengan kondisi seperti ini, secara gamblang telah menjelaskan bahwa Provinsi Riau sama sekali tidak melakukan upaya serius dalam mengatasi masalah seperti ini.
Ermansyah mengatakan, pergerakan naiknya harga sembako menjelang bulan puasa, dalam kajian hukum ekonomi pedagang sengaja memanfaatkan tingginya jumlah permintaan masyarakat terhadap komuditi itu. Salah satunya adalah sembako.
“Hukum suplai-deman itu tidak bisa dihindari. Kalau permintaan dari masyarakat sudah tinggi terhadap komoditi tertentu, pasti akan akan kenaikan terhadap harga,” katanya.
Sementara itu, kondisi dan situasi seperti ini, menurutnya bisa dilakukan, asalkan Tim Pengendali Indflasi Daerah (TPID) yang dibentuk oleh Pemerintah Provinsi Riau bergerak cepat sejak awal. Sebab, kecenderuangan kenaikan harga pada momentum hari besar tertentu bukan sekali dua terjadi.
“Tapi lihatlah kondisinya seperti ini. Sebagian besar komoditi yang mengalami lonjakan harta di pasar, adalah komoditi yang banyak dibutuhkan masyarakat,” ujarnya.
Misalnya saja, tren kenaikan gula pasir yang terjadi beberapa pekan belakangan. Sebagian pedagang memanfaatkan kebutuhan masyarakat dalam mengkonsumsi sejumlah produk dalam jumlah besar. Seperti kue lebaran dan jajanan takjil.
Tingginya tingkat konsumsi masyarakat terhadap kebutuhan jenis makanan seperti itu, membuat pelaku iundustri melakukan produksi dalam jumlah banyak. Sebab itu pula, tingkat permintaan masyarakat dan kaum industri kecil dan menengah terhadap gula pasir juga meningkat.
Selai gula pasir, kenaikan harga juga terjadi pada komoditi pokok lainnya. Seperti cabe, minyak dan beras. Namun sejauh ini Pemerintah Provinsi Riau baru akan mengambil tindakan setelah harga-harga sembako itu meroket.
Sementara itu, seperti yang diberitakan sebelumnya, naiknya harga sejumlah sembako menjelang masuk bulan puasa membuat masyakat menjerit. Namun, ternyata Pemerintah Provinsi Riau mengklaim, kenaikan harga tersebut masih normal.
Kepala Dinas Perindustrian dan Peradagangan (Disperindag) Provinsi Riau, Muhammad Firdaus mengatakan, dalam situasi seperti ini, kenaikan harga sembako di pasaran saat ini masih tergolong normal. “Salah satunya yang saat ini saya terima, kenaikan harga gula pasir,” katanya,
Penulis: Melba