BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Menteri Ketenagakerjaan RI Muhammad Hanif D, menilai ada yang salah dengan sistem pendidikan tingkat Sekolah Menengah Kejuruan.
Hal itu dia sampaikan langsung kepada Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, pada saat melakukan tinjauan langsung ke Balai Latihan Kerja (BLK), di Jalan Terubuk, Pekanbaru, Kamis (06/10/2016).
Dia sempat berbincang sebentar dengan salah seorang peserta yang tengah mengikuti proses pelatihan di tempat itu. Peserta itu baru lulus SMK dan melakukan pelatihan mebel di BLK.
“Kalau seperti ini, taman SMK juga tidak bisa menjamin skill anak didiknya. Harusnya setelah taman SMK mereka sudah punya kemampuan, bukan malah belajar lagi,” ujarnya kepada Andi Rachman.
Sebagian besar dari peserta yang ikut di balai pelatihan ini mengaku untuk mengasah skill dan menambah kemapuan dibidang tertentu, dengan demikian siswa hasil didikan SMK juga tidak bisa menjamin setelah mereka akan punya kemampuan dibidang tertentu.
Menurut Hanif, idealnya peserta yang ikut pendidikan di balai latihan kerja adalah mereka yang baru tamat pendidikan dasar dan tidak bisa melanjutkan pendidikan. Dengan demikian besik kemampuan dibidang tertentu bisa diasah lebih dalam lagi di BLK.
“Kalau tamatan SMK baru gabung disini, ngabisin waktu. Harusnya tamat SMK mereka sudah bisa kerja,” sambungnya.
Kehadiran Menteri Hanif ke Balai Latihan Kerja untuk meninjau langsung kondisi balai tersebut. Sejauh ini dia tidak mengomentari hal yang negatif setelah melihat kondisi balai latihan kerja milik Pemerintah Provinsi Riau.
Namun demikian, dia memberikan catatan-catatan khusus, misalnya terkait jumlah pembimbing dan waktu yang diberikan kepada peserta yang dianggap begitu singkat.
Penulis : Melba