Sebagaimana diketahui, penyakit Thalassaemia ini merupakan penyakit menurun yang ditandai dengan gangguan dan ketidakmampuan memproduksi eritrosit dan hemoglobin. Gejala penyakitnya bervariasi, dapat berupa anemia, pembesaran limpa dan hati atau pembentukan tulang muak yang abnormal.
“Thalassaemia ini merupakan penyakit kelainan bawaan yang diturunkan dari orang tua yang kelihatannya sehat-sehat saja. Kalau ada dua orang tua yang membawa sifat Thalassaemia menikah tanpa pemeriksaan darah, maka akan lahir anak Thalassaemia,” katanya kepada bertuahpos.com.
Â
Menurut penjelasam Elmi, para penderita Thalassaemia ini merupakan penyakit kelainan darah yang seumur hidupnya akan terus melakukan penambah darah. Bahkan, jika sampai menderita Thalassaemia berat, dirinya akan melakukan penambahan darah setiap bulannya.
“Kalau berat bisa dilakukan setiap bulan. Jadi mereka setiap bulan langganan, 3 sampai 4 kantong yang akan dijalani mereka seumur hidup,” jelasnya.
Untuk di Pekanbaru sendiri, penderita Thalassaemia di Pekanbaru yang terdaftar di yayasan Thalassaemian Pekanbaru sebanyak 70 orang. Maka dari itu, untuk mengantisipasi berkembangnya penyakit tersebut, pihak yayasan Thalassaemia ini akan melakukan sosialisasi kepada mereka yang belum menikah.
“Sasaran kita untuk melakukan sosialisasi ini adalah kepada mereka siswa atau mahasiswa,” lanjutnya.
Namun, bagi mereka sudah menikah dan sudah mempunyai anak, dirinya menyarankan untuk tidak mempunyai anak lagi. Karena untuk keturunan berikutnya akan berkemungkinan terjadi hal yang sama.
“Setiap orang memang setelah menikah ingin punya anak. Tapi jika sudah punya anak pasti susah, perlu pemeriksaan dan pemeriksaannya cukup mahal. Dan jika mempunyai anak lagi, maka selanjutnya akan terkena hal yang sama,” kata Elmi
Untuk menghindari keturunannya mendapat penyakit Thalassaemia, mereka haruslah menikah dengan orang normal atau tidak mengidap Thalassaemia. Selain itu, jika mereka punya memiliki pasangan ternyata mengidap thalassaemia, dirinya menganjurkan agar pasangan tersebut tidak menikah.
“Kalaupun mereka menikah mereka harus tidak punya anak, kalau mereka siap dengan resiko yang ada ya mau gimana lagi, terkadang hidup harus memilih, kita tidak bisa memaksa,” sarannya. (Iqbal)
Â