BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Berkaitan dengan situasi udara di Pekanbaru dan beberapa wilayah Riau semakin parah. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengadakan rapat terbuka di RS Awalbros Pekanbaru bersama rekan media kota Pekanbaru.
Dalam pembahasan rapat, IDI menghimbau kepada seluruh lapisan masyarakat Riau khususnya Pekanbaru agar mengetahui bahaya dari dampak kabut asap yang dihasilkan dari proses pembakaran organik tidak sempurna, seperti kayu dan dedaunan sangat berbahaya sebab banyak senyawa serta radikal bebas yang terkandung dalam kabut asap sisa pembakaran.
Ketua IDI cabang Pekanbaru, dr Zul Asdi SpB, M. Kes menuturkan, anak anak, ibu hamil dan manula adalah manusia paling rentan terkena dampak kabut asap.
“Asap ini kelihatannya memang sepele, tapi efeknya dari radikal bebas ini bisa membahayakan janin, anak anak, mereka bisa lebih cepat terkena kanker untuk jangka panjangnya bahkan kematian,” jelasnya di damping Jumat Kemarin (04/09/2015).
Dalam rapat sosialisasi tersebut, berbagai dokter specialis ahli anak, jantung, syaraf, RHT dan keselamatan kerja yang tergabung di Ikaran Dokter Indonesia menyampaikan dampak dari berbagai kemungkinan yang dapat terjadi jika permasalahan kabut asap tidak segera diselesaikan maka IDI prediksi dalam 10 tahun kedepan Riau bisa jadi penyumbang penyakit kanker terbesar di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan dengan tegas oleh dr Mardiansyah Kusuma Sp Ok sekaligus Sekretaris 3 IDI pekanbaru.
“Saya bisa pastikan jika kabut asap kondisinya masih terus seperti ini dalam jangka waktu 10 tahun Riau bisa jadi penyumbang kanker terbesar di Indonesia,” sebutnya.
Hingga saat hari Sabtu (5/09/2015), Kualitas udara terus berganti ganti dari Sangat Tidak Sehat dan Berbahaya.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) merupakan organisasi kedokteran yang independen dan mandiri, berharap respon tanggap dari pemerintah dalam menanggulangi kabut asap.
“kami mengharapkan dan menyarankan pemerintah harusnya menetapkan kondisi ini sebagai kondisi bencana, kalau kondisinya sudah bencana maka kita berhak untuk meninggalkan bencana,” pungkas Mardiansyah.(nova)