BERTUAHPOS.COM (BPC),PEKANBARU -Â Penyakit kanker tidak selalu berujung dengan kematian. Hal ini tergantung pada bagaimana keinginan sipenderita untuk tetap bertahan dan melawan kanker yang dideritanya. Kanker memang bukan penyakit yang mudah untuk disembuhkan, namun kendati demikian bukan berarti tidak ada peluang untuk sembuh. Semakin dini kanker terdeteksi, maka peluang untuk sembuh pun semakin besar.Â
Seperti yang dirasakan Dewi W (24) berawal dari ketidak tahuannya mengindap penyakit kanker ovarium ia menahan sakit selama 4 tahun. “Dulu enggak pernah terfikir klo ini ternyata kanker, kirain sakit perut biasa menjelang datang bulan, dan kurang kasih perhatian juga, ga pernah dicek kedokter tentang keluhan yang saya rasakan selama ini,” sebutnya kepada Bertuahpos (07/08/2016).
Selain tidak menjaga pola makan, dia juga sering mengkonsumsi makanan siap saji seperti mie instan dan makanan yang mengandung MSG. “Dulu sibuk kuliah sambil kerja jadi suka makan mie instan,” ungkapnya.
Penderitaan selama empat tahun pun harus ia rasakan, namun ia menganggap hal ini umum dan biasa dirasakan perempuan lain menjelang datang bulan. Rasanya mulai berkecambuk saat akhirnya Dewi merasakan benjolan dibagian perutnya, sehingga Ia memberanikan diri untuk memeriksa ke dokter. Saat memeriksakan diri ke beberapa dokter, dirinya di diagnosa mengidap kanker rahim.
“Pas awal memeriksakan diri kaget sekali dibilang adanya kanker rahim,”ujar Dewi sambil mengerinyitkan dahi. Merasa sedih sekaligus terpukul yang dirasakan saat mendengar kabar itu, sebab belum genap satu tahun usia pernikahan, Ia dianjurkan untuk operasi pengangkatan rahim. Seketika itu juga, Ia merasa berada di titik terlemahnya.
“Sedih rasanya jika rahim saya harus diangkat, diusia pernikahan yang masih muda ,”katanya sambil terduduk memegang perutnya yang belum lama ini dioperasi.
Memikirkan saran dokter, akhirnya ia memutuskan untuk tidak mrngangkat rahim. Kendati demikian, rasa sakit yang luar biasa terus saja dirasakan wanita kelahiran 24 Februari 1991 itu.Â
Sehingga pasca bulan syawal mereka memutuskan untuk melakukan operasi. Tidak mudah untuk menerima segalanya, berhari-hari dewi hanya bisa menangis dan ketakutan, mengetahui banyak penderita yang sama berakhir dengan penyakit itu. Namun untungnya dia memiliki keluarga yang hebat suami, sahabat dan dokter.Â
“Semakin hari semakin sakit rasanya, dan perut semakin membesar,cemas dan akhirnya saya memilih untuk operasi seperti yang disarankan dokter, saya iklaskan semua, pasrah pada saat mau dioperasi,” ungkapnya.
Pagi hari menjelang operasi, dirinya pun diantar oleh kedua sahabatnya menuju ruang operasi, dengan keadaan yang pasrah dan motivasi dari para sabatnya pun membuat dirinya kuat mrnghadapi waktu operasi. Segala perlengkapan pun telah dipersiapkan, dokter dan suster siap untuk melakukan pembedahan.Â
“Rasanya pas mau dioperasi pasrah, bener-bener pasrah, setelah dibius, kesadaran hilang, pas sadar, sontak saya cari perut saya dan sedih sekali rasanya rahim harus diangkat, menangis menahan sakit dan juga harus menerima kenyataan ini sangat sulit,” ungkap Dewi. Selang itu, suami yang coba menenangkan pun perlahan bercerita, bahwa kanker yang di ceritanya bukanlah kanker rahim, melainkan kanker ovarium. “Mendengar suami berbisik bahwa rahim tidak diangkat rasa syukur dan haru menyelimuti hari itu,” tambahnya.
Kanker yang di deritanya selama empat tahun merupakan kanker ovarium, dengan berat 2,3 kilo. Ia pun bercerita betapa mahal dan berharganya kesehatan, sehingga jika ia boleh kembali ia memilih untuk kembali dan menjaga pola makan. “Sehat itu mahal juga sangatttt berharga !ketika kita sakit, kebanyakan dari kita baru menyadarinya, dan Sakit itu gak enak, mau ini mau itu apalagi pasca operasi susahnya minta ampun, rasa sakit juga masih tersisa setelah disayat-sayat, disuntik sana sini, infus sana sini, nyiksa banget la pokoknya,” tuturnya. Dengan kejadian yang dirasakan, Dewi mengajak kita untuk mulai dengan gaya hidup sehat, dan mengkonsumsi makanan sehat dan pola makan teratur.
“Buat para perempuan khususnya, jaga pola makan dan jangan makan sembarangan, sebab perempuan rentan sekali, dan selalu untuk diingat bersama, kesehatan itu mahal harganya dan tidak bisa dihitung dengan uang,” tutupnya.
Kini, Dewi memulai kembali menjalani rutinitas sehat dan selalu menjaga pola makan, dia meyakini bahwa ada kehidupan setelah kanker ovarium. Percayalah, keajaiban akan datang jika anda percaya.
Penulis : Ely