Langkah yang dilakukan tetap melakukan pantauan setiap harinya. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger mengatakan, patroli dan bantuan deteksi satelit akan dimaksimalkan untuk memantau potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
“Kita terus memantau, terutama untuk dua daerah tersebut. Kita juga bekerjasama dengan instansi terkait dan Masyarakat Peduli Api di daerah,” ujar Edwar.
Menurutnya, tim yang khusus memburu para pembakar lahan juga terus bergerak. “Karena kita masih tetap mewaspadai masyarakat atau perusahaan yang membuka lahan dengan cara membakar,” tandas Edwar.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mencatat ada 23 hotspot atau titik panas di Riau yang memiliki tingkat kepercayaan di atas 30 persen. Riau juga temasuk menyumbang hotspot dengan empat titik.
Hal itu disampaikan Kepala Seksi (Kasi) Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru, Slamet Riyadi kepada krubertuahpos.com. Ada 23 titik, sebaran berada 12 titik di Aceh, Sumatera Selatan (Sumsel) satu titik, Sumatera utara enam titik, dan Riau empat titik.
Namun hotspot yang memilikI tingkat kepercayaan di atas 70 persen hanya ada satu titik. “Di Riau hanya ada satu hotspot di Pelalawan,†katanya, Senin (06/06/2016).
Hal ini tidak membuat visibility atau jarak pandang terganggu. Di Bandara Internsional Sultan Syarif Kasim (SSK) II di Pekanbaru jarak pandang lima kilometer, Rengat enam kilometer, dan Dumai dengan Pelalawan masing-masing tujuh kilometer.