BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU- Tidak kunjung disahkannya Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Riau oleh pemerintah pusat berdampak besar pada pendapatan sejumlah daerah. Terutama Pekanbaru yang sangat mengandalkan sektor pajak sebagai penghasilan asli daerah (PAD).
Seperti yang disampaikan Kepala Dina’s Pendapatan Daerah (Dispenda) Pekanbaru, Yuliasman kepada kru bertuahpos.com. “Sangat besar sekali dampaknya. RTRW belum disahkan, investasi jadi tertahan. Pemko tidak bisa mengeluarkan izin mendirikan bangunan (IMB), akibatnya perekonomian tidak berputar terutama properti. Intinya pajak juga pasti berkurang,” katanya, Jumat (29/04/2016).
Menurut Yuliasman jika nasib RTRW Riau masih tidak jelas, bukan tidak mungkin investor bakal lari. “Karena biasanya pengusaha sebelum berinvestasi pasti melihat kepastian hukum. Kalau RTRW tidak disahkan, mereka akan melirik ke daerah lain. Ini sangat disayangkan,” ujarnya.
Lalu Yuliasman menyebut tidak menutup kemungkinan akan mengkoreksi target. “Ya, tidak menutup kemungkinan (koreksi target) jika terus seperti ini. Tetapi kalau kedepan membaik, bisa saja target malah kita naikkan,” sebutnya.
Untuk tahun 2016, Dispenda Pekanbaru menargetkan Rp 700 miliar masuk ke kas daerah dari sektor pajak. Angka ini lebih tinggi dari target tahun 2015 yang hanya Rp 500 miliar. “Kita optimis capai target,” kata Yuliasman.
Upaya yang dilakukan yakni gencar melakukan pendataan wajib pajak baru. “Kita terus turun ke lapangan mendata wajib pajak baru terutama restoran dan reklame. Melibatkan seluruh staf UPTD untuk jemput bola,” katanya.
Sebelumnya Kepala Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal (BPTPM) Pekanbaru, Jamil menyebutkan polemik RTRW tersebut, telah menghambat investasi di Pekanbaru.
Disampaikannya semestinya awal tahun 2016, investasi senilai Rp 1 triliun dari berbagai sektor sudah masuk ke Pekanbaru. “Kalau kita perkirakan investasi Rp 1 triliun sudah masuk ke Pekanbaru,” ujar Jamil.
Saat ditanya apakah investor bakal mengalihkan investasi karena tidak ada kepastian hukum, Jamil dengan penuh keyakinan menyebut hal itu sangat kecil kemungkinan. “Pekanbaru tetap menjadi nomor satu tujuan para investor. Investasi Rp 1 triliun itu hanya tertunda, investor sedang wait and see,” ujarnya.
Penulis: Riki