BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Pekanbaru kembali turun ke lapangan mulai puasa pertama, Senin (06/06/2016) hari ini untuk menguji kelayakan takjil yang dijual di lapangan. Karena pada 2015 lalu, didapatkan bahan-bahan berbahaya yang dicampur ke dalam takjil.
Kabid Pemeriksaan dan Penyidikan BBPOM Pekanbaru, Adrizal, mengatakan, pengecekan ke lapangan sekaligus dengan peralatan uji makanan. “Kita langsung turun di hari pertama puasa. Mudah-mudahan tidak ada lagi bahan berbahaya yang digunakan untuk takjil,” ujar Adrizal.
Rencananya, Adrizal bersama Tim BBPOM Riau akan turun ke 6 daerah. Jika di lapangan kembali ditemukan adanya zat atau bahan berbahaya yang terkandung dalam takjil, pedagang akan diingatkan.
“Karena terkadang pedagang yang bersangkutan juga tidak tahu kalau dia menjual makanan dengan bahan berbahaya. Karena juga banyak dari mereka yang menerima takjil dari para pengrajin,” ujar Adrizal.
Tahun 2015, BBPOM Riau mendapati 3 bahan berbahaya yang dicampurkan ke dalam takjil. Diantaranya boraks, formalin dan cat pewarna Rodamin. Ketiga bahan tersebut akan berdampak jangka panjang pada organ-organ tubuh vital seperti hati dan ginjal.
Uji sampel dilakukan pada 300 lebih takjil di 6 daerah di Riau. “Kita akan memperingatkan pedagang untuk tidak menjual makanan dengan tambahan atau campuran zat berbahaya tersebut,” kata Adrizal.
Diterangkannya, zat-zat berbahaya tersebut cukup banyak ditemukan pada minuman, seperti cendol, es buah dan minuman-minuman lainnya.
Di tempat terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau, Andra Sjafril, menjelaskan, efek dari berbagai zat-zat berbahaya yang ditemukan pada berbagai macam takjil tersebut sangat mengganggu terhadap fungsional organ-organ tubuh. “Itu sangat berbahaya jika dikonsumsi terus-menerus. Kita harap masyarakat harus memikirkan juga kesehatan untuk para pelanggan,” harap Andra.(yan)