BERTUAHPOS.COM, TANAHDATAR – Mulai pedasnya kembali harga cabae merah di pasaran, membuat para petani cabae sumringah. Salah seorang petani cabae merah di Nagari Paninjauan, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanahdatar, Propinsi Sumatera Barat, Angku, menyebut harga jual petani sudah mencapai Rp 30.000 ribu perkilogram.
“Sabtu kemarin saya menjual cabae di Pasar Padang Lua, Kabupaten Agam, harganya sudah kembali naik. Sekarang sudah Rp 30 ribu, dimana sebelumnya sempat turun hingga level terendah Rp 23 ribu, kemudian naik Rp.26 ribu, kemudian naik menjadi Rp 28 ribu,” sebut Angku, ketika ditemui di kebun cabae merah miliknya.
Mulai meningginya harga cabae di pasaran sebut Angku, karena diprediksi menjelang memasuki hari raya Idul Adha 1437 H/2016 M. Dimana, saat kebaran haji setiap tahun kebutuhan masyarakat akan cabae merah meningkat tajam.
“Menjelang hari raya haji kebutuhan cabae bertambah. Dimana jika hari biasa mungkin satu kelurga hanya mebghabiskab cabae seperempat kilogram, tetapi karena hari raya Idul Adha banyak yang akan dimasak, maka sehari satu keluarga bisa mehghabiskab cabae 1 kg,” sebut pria beristeri itu.
Disamping itu, sebutnya juga karena fluk tuatifnya kondisi cuaca sejak beberapa bulan belakangan ini. Mengingat tambahnya, cabae merah sangat sensitif sekali dengan perubahan cuaca. Akibat perubahan musim dan tidak menentunya kondisi cuaca, bisa menyebabkan petani gagal panen.
“Dulu saat menanam cuaca panas berkepanjangan. Kondisi itu mengakibatkan pertumbuhan tanaman cabae kerdil dan nyaris mati. Ditambah penyakit kriting yang menyerang. Sementara jika terus hujan disaat cabae berhuah juga akan menyebabkan buahnya banyak busuk,” sebutnya menceritakan jika banyak hama penyakit akibat pergantian musim tidak menentu.
Jika harga jual petani berada di bawah angka Rp 20 ribu perkiligram disampaikan Angku, petani nyaris merugi. “Alhamdulillah dengan harga sekarang petani sudah untung. Tapi kalau terlalu dibawah maka kami petani menjerit. Ya, ndak sebanding antara biaya budidaya bercocok tanam cabae dengan hasilnya,” terang pria yang sudah mahir bertanam cabae merah itu. (khatik)