BERTUAHPOS.COM ( BPC), TANAH DATAR – Musim panas panjang sebulan belakangan berdampak buruk bagi tanaman sayur petani di Kaki Gunung Merapi. Disamping juga pertumbuhan tanaman sayur, cabe, terung, dan palawija lainnya kerdil, juga menyebabkan hama ulat mengganas.
“Hama ulat sekarang menyerang tanaman sayur Manis. Daun yang segar-segar dimakan ulat, hingga berlobang-lobang dan tidak bisa dipanen. Tentu saja akibat hama ulat ini kita merugi,” jelas Irjon, salah seorang petani di Nagari Paninjauan, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanahdatar, Propinsi Sumatera Barat, kemarin.
Dia menyebut, hama ulat yang banyak dan ganas itu baru beberapa minggu belakang bermunculan. Padahal disampaikannya, sebelum bulan puasa lalu, tanaman sayur Manis milik petani baik-baik saja.
Namun, hama ulat diduga kuat muncul setelah panas panjang selama satu bulan saat Puasa ramadhan lalu, menyebabkan ulat mudah berkembang dan menyebar menyerang tanaman sayur Manis petani sejak satu minggu lalu.
“Mungkin ulat ini muncul karena panjangnya musim panas bulan lalu. Biasanya penyakit tanaman banyak saat musim panas dan sesudahnya. Sekarang musim hujan sudah mulai tiba, tapi sekarang ulat masih banyak,” sebutnya.
Tidak saja hama ulat yang menyerang tanaman sayur Manis, tetapi kini petani cabai merah dan rawit juga cemas karena cabai yang mereka tanam umumnya tumbuh kerdil. Bahkan kebanyakan diantara tanaman cabai itu dihinggapi penyakit kriting dengan daun bergulung dan warnanya berbeda.
Salah seorang petani cabai dan palawija lainnya, Mulia, menyebut jika cabai merah yang ditanamnya menjelang puasa lalu kini pertumbuhannya kerdil. Pertumbuhannya disamapikan Mulia, tidak rata bahkan banyak yang mati.
“Pertumbuhannya tidak rata, kemudian diantara yang sudah besar dihinggapi penyakit kriting dengan daun bergulung dan menguning. Dan sebahagian bahkan belum tumbuh dan mati,” sebutnya.
Menurutnya, kerdilnya pertumbuhan tanaman cabai dan munculnya penyakit kriting disebabkan minimnya air, dan kurangnya serapan makanan akibat tidak menyatu dengan tanah karena panas.
“Memang beberapa waktu lalu musim panas panjang, tentu saja berdampak bagi kesuburan tanaman cabai dan sayur lainnya. Akibatnya pertumbuhannya kerdil dan tidak sesuai dengan jangka waktunya,” sebutnya.
Petani berharap, agar hama penyakit yang menyerang tanaman palawija petani segera berlalu, sehingga kerugian yang diderita masyarakat petani semakin kecil. “Cepat berlalu hendaknya, sehingga kita tidak rugi terlalu besar. Kemudian kita juga berharap harga jual petani hendaknya bisa stabil dan tidak turun agar ruginya tidak bertambah banyak,” jelasnya berharap.
Penulis: Khatik