BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Pengawasan pemerintah terhadap harga gas elpiji 3 kilogram seperti belum berjalan maksimal. Masyarakat Desa Simpang Gaung, Kecamatan Gaung, Kabupaten Inhil seolah sudah terbiasa dengan harga gas elpiji 3 kilogram sebesar Rp 30 ribu per tabungnya.
Agustina, seorang ibu rumah tangga di desa itu mengatakan, walau setinggi apa pun, masyarakat tetap mengkonsumsi gas karena sudah menjadi kebutuhan rumah tangga. Masyarakat di desa ini sudah lama meninggalkan minyak tanah sebagai kebutuhan untuk memasak.
“Bahkan jikapun masih ada masyarakat yang tidak menggunakan gas elpiji, mereka memilih pakai kayu bakar, ketimbang minyak tanah,” ujarnya kepada bertuahpos.com, Sabtu (09/07/2016).
Parahnya lagi, jikalau ketersediaan gas elpiji 3 kilogram tengah langka. Harga jual kebutuhan pokok rumah tangga itu bisa menyentuh harga Rp 35 sampai Rp 36 ribu per tabungnya. Sejak awal masyarakat sudah mengeluh dengan tingginya harga gas elpiji 3 kilogram tersebut. Namun demikian hingga kini tetap saja harga itu tidak pernah turun.
Kata Agustina, apalagi pada saat menjelang lebaran, saat ini gas di desa ini tengah langka. Masyarakat hijrah ke kampung sebelah untuk mencari gas elpiji 3 kilogram. Harganya, Rp 35 ribu, bahkan ada kedai yang menjual sampai diharga Rp 37 ribu.
Hal senada juga dikeluhkan Darmiyah. Ibu rumah tangga berusia 40 tahun ini malah menyiasati kebutuhan gas elpijinya dengan jenis lain. Hanya 1 kompor di rumahnya yang menggunakan gas elpiji 3 kilogram. Sedangkan tempat masak yang lain menggunakan kayu untuk keperluan rutin rumah tangga.
“Gas cuma kami pakai untuk yang penting-penting saja. Sedangkan untuk memasak yang memakan waktu lama, kami masih akai kayu atau arang,” katanya.
Bagi Darmiyah bukan tidak ingin keluarga menggunakan gas elpiji 3 kilogram untuk kebutuhan memasak, namun dengan harga yang tergolong tingg tersebut, membuat dia harus mengurangi pengeluaran rumah tangga, dan memprioritaskan kepada komuditi lain.Langkah untuk menyiasati keuangan keluarganya ini sudah berlangsung lama. Bahkan sudah 2 tahun belakangan ini.
“Kalau bergantung pada gas elpiji semua, dipastikan pengeluaran keluarga pasti bengkak. Kami juga sangat jarang pakai kompor minyak tanah,” tambahnya.
Sementara, pemerintah sudah menetapkan untuk Harga Eceran Tertinggi (HET) gas elpiji 3 kilogram hanya Rp18 ribu. Paling tinggi, harga jual gas elpiji di kedai Rp 20 ribu sampai Rp 23 ribu per tabungnya. Namun harga itu sangat jauh dari harapan masyarakat di desa ini.
Penulis: Melba