BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Sejak dua tahun terakhir, wakil rakyat di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Riau banyak menerima aduan dari perusahaan-perusahaan lokal. Bukan tanpa sebab, banyak dari mereka yang mengerjakan proyek di PT Chevron Pacific Indonesia tidak dibayar setelah pekerjaan selesai.
Hal ini didasari karena banyaknya perusahaan-perusahaan yang ditunjuk oleh PT Chevron diduga ‘makelar proyek. Karena rata-rata perusahaan yang mengeluh dan mengadu tersebut merupakan perusahaan yang mendapat proyek di-sub-kan, atau tangan kedua.
“Perusahaan yang ditunjuk Chevron itu banyak yang berada di Jakarta. Untuk pekerjaannya, mereka cari perusahaan lokal. Ketika proyek selesai, terjadi tunggakan pembayaran,” kata Wakil Ketua DPRD Riau, Noviwaldy Jusman, Kamis (23/06/2016).
Yang lebih parah, kata Noviwaldy, perusahaan-perusahaan yang ditunjuk Chevron tersebut terkadang memanfaatkan modal kontraktor lokal. “Kan seakan PT Chevron menunjuk kontraktor nakal,” kata Politisi Partai Demokrat ini.
Ditanya langkah selanjutnya, Noviwaldy Jusman akan merumbukkannya bersama jajaran di DPRD Riau. Untuk selanjutnya dikaji dan ditanyakan secara langsung kepada PT Chevron. “Kita tentu harus mendapat penjelasan dari pihak Chevron, kenapa hal seperti ini bisa terus terjadi,” tukas Noviwaldy.
Diceritakan Noviwaldy, zaman Caltex, kejadian seperti ini tidak pernah terjadi. Jika pun ada proyek yang di di-sub-kan, tetapi tidak menimbulkan gejolak seperti adanya tunggakan pembayaran sisa proyek.(yan)