BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU– Ketua Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Provinsi Riau, Dede Firmansyah perkenalkan objek wisata di Pekanbaru ke Ketua Asita Bengkulu, Kurnia Adnan Lesandri. Rabu (27/04/2016), destinasi yang dipilih yakni wisata berkuda di Pondok pesantren Tahfizhul Quran dan studi Islam darul Quran was sunnah.
Dede menyampaikan kepada Ketua Asita Bengkulu bahwa selain Pekanbaru tumbuh sebagai destinasi belanja. Ibu Kota Pekanbaru juga punya objek wisata lain, yakni berkuda dan memanah terbuka untuk umum, di Pondok Pesantren Tahfizhul Quran dan studi Islam darul Quran was sunnah.
Rombongan bertemu dengan berbincang-bincang dengan pelatih kuda, Najib Hardika. Disampaikan di lokasi ada tujuh kuda yang bisa ditungangi. Destinasi ini buka untuk umum dan pelajar mulai Rabu sampai Minggu.
Kurnia kepada kru bertuahpos.com, punya pemahaman yang sama dengan Ketua Asita Riau, Dede. Bahwa travel agent saat ini dengan persaingan situs beli tiket dan kamar hotel online, telah menggerus market yang sudah ada. Bila tidak disiasati, maka bukan tidak mungkin travel agent akan kalah bersaing dan terancam gulung tikar.
“Jadi tidak bisa lagi travel agent hanya jual tiket atau jual kamar. Kalau hanya mengandalkan itu, pasti kalah bersaing. Apalagi sekarang beli tiket bisa lewat handphone, tanpa perlu perantara travel agent,” sebutnya, Rabu (27/04/2016). Ketua Asita Bengkulu, Kurnia yang habis masa tugasnya tahun 2016 ini berkesempatan berkeliling dengan menunggang kuda serta juga memanah.
Ketua Asita Riau, Dede menyebutkan di saat ini yang serba online, serta masyarakat yang melek teknologi travel agent dituntut kreatif. “Jadi salah satu solusinya memaksimalkan tour. Tidak hanya jual tiket atau kamar hotel, supaya tetap bisa bersaing,” sebutnya.
Saat ini ada sekitar 168 travel agent yang resmi di Asita Riau. Agar tidak gulung tikar, Dede menawarkan solusi dengan konsep konsorsium. “Jadi rencananya nanti travel agen bersama-sama apakah lima agen bersama-sama mengadakan tur. Karena kalau satu travel untuk mendapatkan 20 orang itu sulit, makanya rencananya dengan konsep bersama. Dan kawan-kawan merespon positif,” sebut Dede.
Penulis: Riki