2 Remaja Pecandu Ngelem di Siak Ini Diirim ke Panti Nabsa Bogor
BERTUAHPOS.COM (BPC), SIAK – Dengan harga murah membuat remaja dapat membelinya kapan saja. Hingga akhirnya ketergantungan mereka menggunakan lem dianggap sebagai bentuk kesenangan sesaat. Karena sudah kecanduan membuat 2 orang anak dengan inisial R remaja usia 18 tahun asal Perawang dan R warga Mempura ini dikirim kepanti Nabsa Bogor.
Akibat kecanduan lem yang sudah akut kedua anak tersebut putus sekolah dan tidak mau melanjutkan kembali pendidikannya. Telah bertahun-tahun anak itu ketergantungan ngelem, sehingga efek yang dirasakan  emosional yang tidak dapat terkontrol.
“Efek dari ngelem ini memang luar biasa, bisa dapat dengan perlahan merusak sel-sel dalam otak, dan efek ini lebih bahaya dibanding menggunakan sabu, harga yang murah juga membuat lem diburu para remaja,†ujar wan Idris selaku Kabid Sosial Siak, kamis (05/05/2016).
Ia juga menambahkan, kasus ngelem yang kini marak oleh Kenakalan remaja sebagai obat pecandu yang bisa membuat flay ini tidak hanya anak laki-laki yang putus sekolah, tapi para siswa pun kini marak menggunakan lem. Dirinya mengatakan di kabupaten Siak daerah yang banyak dan rawan kasus ngelem terdapat dikecamatan Tualang,Perawang.
Â
“Banyak kasus ngelem di daerah Kecamatan Tualang, Perawang, rata-rata disana anak yang putus sekolah, tidak mau melanjutkan lagi, dan ada juga anak-anak yang masih sekolah,†kata Idris.
Mengenai hal tersebut, orangtua dari kedua anak itu pun memutuskan untuk membawa anaknya kedinas social siak, meminta agar langkah terbaik apa untuk menghadapi anak yang semakin ketergantungan dan emosianal yang tidak terkontrol.
Langkah itu pihak Dinas Sosial dalam kewenangan kemensos no 23 tahun 2013, yang isinya merehabilitasikan, oleh sbab itu telah mengirim dua anak yang telah akut dalam candu ngelem kepanti rehabilitasi yang ada di Gali, Pakuan Bogor, hal tersebut terjadi antara kesepakatan orang tua yang memberi izin selama waktu yang ditentukan,â€Untuk kasus ngelem  2 orang ini yang kita kirim ke panti nabsa yang ada di Gali pakuan, Bogor,  selama kurun waktu Maksimal 3 tahun, minimal 1 tahun, tergantung perkembangan si anak itu,†sebutnya.
Banyaknya kasus ngelem di Siak ini juga dinsos berharap agar dapat dibangunnya Panti Nabsa di Kabupaten Siak. “Untuk panti Nabsa di Riau belum ada, jadi kita kirim ke Bogor terus anak-anak yang mengalami candu ini, dengan anggaran kita yang mengalami penurunan, tahun ini Cuma 2 orang yang kita kirim. Harapan perencanaan yang akan dilakukan kemensos untuk mendirikan panti Nabsa ini kiranya di bangun di Siak, melihat banyaknya kaus ngelem di wilayah Siak,†tungkasnya.
Penulis : Ely