Ditambah lagi faktor jalan yang sempit, menyebabkan kemacetan tidak bisa terhindari. Dari pengamatan bertuahpos.com di lapangan, pengguna sepeda motor berusaha saling salip dan berebut untuk bisa sampai di tujuan.
“Saya ingin melihat penutupan MTQ, tapi sayangnya jalanan macet. Ini banyak pengendara yang ingin mendahului, makanya bikin macet. Padahal jalannya kecil,” ujar Munarwan, warga Air Molek.
Munarwan menilai, penutupan MTQ yang bertepatan dengan malam minggu ini menjadi salah satu faktor, warga yang mengarah ke penutupan MTQ. “Kebetulan kan malam minggu, paling tidak ya rata-rata pasti mereka juga pergi ke MTQ,” katanya.
Hal senada juga dikatakan oleh April warga Air Molek yang mengatakan jika dari rumahnya ke tempat MTQ, sebenarnya bisa ditempuh dengan waktu 10 menit. Namun saat penutupan, ia butuh waktu 30 menit lebih.
“Sebenarnya dari rumah saya dekat, tapi pas mau ke MTQ dan lihat jam rupanya lebih dari setengah jam untuk bisa sampai di tempat tujuan,” keluhnya kepada bertuahpos.com.
Dirinya melanjutkan seharusnya pengendara tidaklah harus saling mendahului, karena selain menimbulkan kemacetan juga bisa menguras emosi bagi yang tidak bisa bersabar.
“Terkadang emosi orang bisa saja terpancing karena macet. Kalau bisa jangan lah saling mendahului karena banyak orang yang kesana, tapi ya mau gimana lagi perlu kesadaran untuk masing-masing individu sekarang ini,” tutupnya. (iqbal)
Â