BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Pemilu identik dengan tinta yang dicelupkan pada salah satujari sebagai penanda bahwa Anda sudah menggunakan hak suara (pemilih ganda). Tinta pemilu dibuat dengan spesifikasi khusus. Memang sengaja dibikin cepat kering dan melekat kuat supaya tak mudah dihapus
Diantara spesifikasi tinda pemilu, melekat erat pada kulit ari dan kuku tidak mudah terhapus air, air sabun, maupun cairan mengandung klorin. “Padahal klorin itu bisa digunakan untuk menghapus noda dan membuhun bakteri,” kata Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI, Agus Haryono, seperti dilansir dari CNNIndonesia.com.
Mengapa tinda pemilu itu merekat kuat dan tidak mudah hilang? dijelaskan Agus, tinta pemilu itu mengandung senyawa perak nitrat (AgNO3). Daya rekat zat kimia jenis ini sangat kuat. Itulah mengapa tinda pemilu yang menempel dikulit dan kuku tidak mudah untuk dihilangkan.
Pada pemilu 2014, KPU menjelaskan bahwa tinta ini akan hilang dengan sendirinya dalam jangka waktu 3 hari. Tinta pemilu kering dalam waktu 20 detik saja. Tinta ini tak perlu dibikin daya rekat terlalu lama, misalnya selama sebulan karena masa pencoblosan hanyasetengah hari saja.
Lantas, apakah senyawa kimia yang terkandung dalam tinta pemilu ituberbahaya? “Iya,” ujar Agus. Dijelaskannya, menggunakan perak nitrat dalam tinta pemilu itu memiliki punya dampak terhadap kesehatan, karena bisa membuat iritasi kulit dan mata jika terpercik. Dalam durasi waktu lama senyawa yang terkandung dalam tinta pemilu akan berpengaruh terhadap sistem syaraf. Sebagai langkah pencegahan, maka konsentrasi perak nitrat (AgNO3) dibatasi sebesar 4 persen saja oleh WHO, seperti disebutkan KPU (2009).
“Ambang batas bahaya, jika konsentrasi AgNO3 melebihi 4 persen. WHO menetapkan AgNO3 cukup 2 persen. Daya rekatnya juga sudah sangat kuat sekali,” jelasnya. “Penambahan AgNO3 umumnya bisa bertahan sampai 3 hari di kulit. Kalaupun dibantu cuci dengan lotion, bisa mempercepat luntur paling cepat satu hari. Jadi masih bisa mencegah double voting (pemilihan ganda)” tuturnya lagi.
Selain Indonesia, ada banyak negara di dunia yang menggunakan tinda pemulu. Diantaranya; India, Malaysia, Turki, Mesir, Filipina, dan Afganistan, untuk menekan kecurangan. Menggunakan tinak saat pemilu bahkan sudah dilakukan lebih dari 50 tahun lalu. Sejarahnya dimulai oleh India ketika negara itu melaksanakan pemilu tahun 1950. Ketika itu petugas penyelenggara pemilu di India selalu dibuat repot dengan kasus pencurian identitas pemilih. Banyak warga negara itu yang memafaatkan hak suaranya lebih dari sekali. (bpc3)
#17april #caranyoblos #jokowimenang #prabowomenang #lokasitps #kpps #caracoblos