BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Bisnis perjalanan haji dan umrah di Tanah Air diyakini memberikan dampak positif terhadap perbaikan defisit necara berjalan.Â
Bank Indonesia (BI) bahkan menaruh harapan besar kepada pelaku usaha biro perjalanan haji dan umrah sebab diyakini memungkinkan hal demikian bisa terjadi.Â
Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, Anwar Bashori menyampaikan saat ini neraca berjalan belum seimbang.
“Diharapkan bisnis travel umroh juga bisa membawa orang-orang Saudi, Timur Tengah ke dalam negeri,” katanya seperti dilansir dari republika.co.id.Â
Wisatawan Internasional yang masuk ke Indonesia akan sangat membantu untuk memperkecil difisit neraca berjalan yang kini dialami Indonesia dengan besaran defisit sampai 30 juta dolar AS.Â
Dia menyebut, pariwisata merupakan sektor unggulan sehingga perlu melibatkan banyak pihak dalam pengembangannya. Sedangkan pelaku usaha Travel haji dan umrah sudah punya modal untuk menggaet wisatawan asing dengan menawarkan paket-paket wisata dalam negeri untuk pelancong dari Timur Tengah itu.Â
Anwar mengatakan, beberapa daerah di Tanah Air kini sudah siap dengan wisaya halalnya. Bahkan di Bali, kini sangat mudah untuk menemukan makanan halal dan mesjid-mesjid.Â
“Kedepannya, kami sangat berharap bisnis travel umrah dan haji bisa ikut aktif memperkuat neraca berjalan. Karena pariwisata sangat cepat untuk perbaikan neraca berjalan,” sebut dia.
bertuahpos.com dalam beberapa referensi merangkum ada beberapa tempat wisata di Riau yang cocok untuk wisata religi yang sejalan dengan tujuan tersebut.Â
Selain itu di Riau sendiri sudah dilengkapi dengan fasilitas untuk umat muslim dengan konsep friendly, di bidang hotel dan restoran.Â
Namun semua itu memang masih jauh jika dibandingkan dengan suguhan objek wisata di wilayah Timur Indonesia, seperti Bali dan Lombok.Â
General Affair PT. Shirotol Jannah Tour and Travel, Pekanbaru, Reni Anggara mengatakan pada prinsipnya pola yang ditawarkan BI cukup menarik.Â
Namun di sisi lain, pemerintah masih perlu melakukan banyak perbaikan kebijakan untuk mendukung terwujudnya hal demikian terutama dari sisi regulasi.Â
“Pemerintah Indonesia juga harus ikut berperan dalam mendorong terwujudnya keinginan tersebut dengan melakukan upaya kerja sama yang menguntungkan kedua belah pihak,” ungkapnya.Â
Jika dari sisi lobi antar pemerintah lemah, maka untuk mewujudkan tujuan peningkatan wisatawan internasional memalui travel haji dan umrah juga sulit dilakukan sebab akan terbentur dengan banyak kebijakan.
Disisi lain, Reni mengakui memang wisatawan asal Timur Tengah begitu ‘bergairah’ untuk mengunjungi Indonesia karena kekayaan alam dan budayanya, selain sama-sama negara Muslim.
Apalagi, saat ini memang Bali menjadi salah satu tempat wisata favorit bagi wisatawan Timur Tengah. Sementara Riau untuk kedepan bisa menyesuaikan tempat wisatanya dengan selera turis asal Tanah Arab itu.Â
“Untuk regulasi dalam negeri saja cukup bikin pusing. Kami juga mendorong pemerintah bisa membantu untuk sama-sama mewujudkan ini,” tutur dia. (bpc3)