BERTUAHPOS.COM, PEKANANBARU – Sejumlah warga Kota Pekanbaru malam tadi, Minggu, 6 Januari 2018, dihebohkan dengan penampakan cahaya di atas langit yang terlihat sepeti lintasan meteor. Benda tersebut terlihat sekitar pukul 19.45 WIB.
Â
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), saat dihubungi bertuahpos.com, meraguhkan kalau benda bercahaya yang melintas di atas langit Pekanbaru itu adalah meteor jatuh. Sebab berdasarkan analisis perkiraan mereka, lintasan meteor itu tidak terjadi pada Minggu Malam, melainkan pada akhir pekan lalu, sekitar tanggal 4-5 Januari 2019.
Â
“Tidak ada benda jatuh yang terjadi pada tanggal yang diberitakan,” ujar Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa Dr. Emanuel Sungging Mumpuni, M.Si, saat menjawab email redaksi bertuahpos.com, Senin, 7 Desember 2019.
Â
Diduga benda bercahaya melintas di langit Pekanbaru. Foto ini beredar di Sosial Media
Sementara itu, terkait dengan foto benda jatuh yang banyak meredar di Sosial Media, Emanuel tidak bisa meyakini keasliannya. Intinya, lanjut dia, belum bisa dikonfirmasi apakah itu rekaman asli atau hanya sebatas ilustrasi dan perlu diverifikasi.
“Jadi berdasarkan analisis tim Pussainsa [Pusat Sains Antariksa] saat ini, fenomena yang tampak di langit Pekanbaru tersebut bisa jadi merupakan meteor yang terbakar habis di atmosfer saja,” sambungnya.
Â
Selain itu, dari email yang dikirim LAPAN, menunjukkan beberapa data tabel dan foto secam rekaman satelit. Sejak beberapa jam yang lalu hingga beberapa jam ke depan sejumlah benda antariksa melintasi Indonesia dengan ketinggian kurang dari 200 Km. Pada umumnya suatu benda dikatakan jatuh (mengalami atmospheric reentry) jika ketinggiannya mencapai 122 Km.
Â
Foto satelit perlintasan benda ruang angkasa di atas Pulau Sumatera (Foto: dok.LAPAN)
Sementara dari data dalam foto rekaman satelit itu mencatat, pada pukul 14:01 WIB tanggal 5 Januari 2019, sebuah garis putus-putus warna hijau [ketinggian 150-200 Km] melintas di atas langit Riau. Namun saat masuk ke Provinsi Sumbar, garis putus-putus itu menjadi kuning [ketinggian 122-150 Km]. Setelah lepas pantai Sumbar, masuk ke Samudera Hindia, garis tersebut menjadi merah [ketinggian 90-122 Km], ketinggiannya semakin rendah.
Â
Artinya jika merujuk pada data ini, sangat memungkinkan ada benda luar angkasa melintas di langit Riau dengan ketinggian 150-200 Km, pada siang hari. “Informasi ini dibuat secara otomatis oleh track-it. Jadi dengan ketinggian itu sangat sulit bisa dilihat dengan mata telanjang, apalagi pada siang hari,” ujarnya. [bpc3]