“Mari Sini Sayangku
….
….
Â
Kita tak pernah menanam apa-apa
Kita tak pernah kehilangan apa-apa”
Kita tak pernah kehilangan apa-apa”
Â
Â
BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Saat itu, adalah pertama kalinya bagi Mahasiswa Pecinta Alam dari Universitas Indonesia mendaki gunung tertinggi di Pulau Jawa, Gunung Semeru.
Â
Saat itu, Soe Hok Gie masih sempat bercanda dengan rekan seperjuangannya, Rudy Hutapea.
Â
“Gie (panggilan Soe Hok Gie) bilang, /gue titip janda-janda gue di Jakarta ya/ kata dia. Padahal, Gie itu orang yang tak berani pada cewek. Namun, itulah candaannya,” kenang salah satu rekan Gie, Rudy Badil.
Â
Tak disangka, itulah candaan terakhir Gie soal jandanya. Karena, saat mendaki Semeru, Gie menghirup gas beracun dan meninggal dunia pada 16 Desember 1969.
Â
Saat itu, Gie memimpin teman-temannya sedang bergerak ke puncak. Namun, cuaca sangat berkabut, dan gas beracun tercium menyesakkan dada.
Â
“Kami segera memutuskan turun, namun Gie tiba-tiba kejang dan tak bergerak. Dia meninggal dunia,” tambah Rudy.
Â
Gie sendiri sampai saat ini masih diakui sebagai legenda aktivis di Indonesia. Gie sangat menentang politik, yang menganggapnya kotor layaknya lumpur. Gie juga tak segan mengkritik Presiden Soekarno.
Â
Semasa hidupnya, Gie telah menulis sejumlah puisi, yang diantaranya berjudul “Mari Sini, Sayangku”. Sampai saat ini, puisi-puisi Gie masih terus dibaca dan diakui sebagai puisinya Mahasiswa Pecinta Alam. (bpc2)