BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Juli 2018, pemerintah akan putuskan siapa yang berhak mengelola Blok Rokan pasca ditinggal oleh PT. Chevron Pasific Indonesia (CPI) pada tahun 2021 nanti. Sejauh ini, sudah ada 2 peminat untuk mengelola Blok Rokan. Mereka adalah PT. Pertamina (Persero), dan PT. CPI sendiri.
Sebelumya, Pemprov Riau juga menggaungkan kalau BUMD juga ingin menggarap potensi ladang minyak itu. Namun sejauh ini belum ada kabar lebih lanjut, BUMD mana dan seperti apa mekanisme yang ditawarkan oleh Pemprov Riau. Atas dasar ini, kesiapan pemerintah daerah untuk menempatkan salah satu BUMD Riau agar terlibat dalam pengelolaan blok itu masih dipertanyakan. Sanggupkah?
Sekretaris Komisi III DPRD Riau, Suhardiman Amby juga mempertanyakan hal demikian. Secara institusi, dirinya memberikan dukukungan agar ladang minyak itu bisa dikelola oleh perusahaan daerah.Â
Saat ditanya kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) Riau mengelola Blok Rokan, Suhardiman mangatakan jika sanggup. “Asalkan diberikan kesempatan, pasti bisa,” kata Suhardiman, Senin 14 Mei 2018.
Suhardiman juga mengklaim bahwa minyak di Riau belumlah habis, namun baru 30 persennya yang telah diambil lagi. “Ada yang bilang Riau ini minyaknya sudah habis, ya bukan minyaknya, tapi teknologi mereka saja yang sudah lama,” terangnya.
“Sudah 72 tahun kita memberikan pengelolaan Blok Rokan ini ke pihak lain. Sekarang, saat kita kelola sendiri,” ujar Suhardiman.
Sementara itu, dilansir dari kumparan, Blok Rokan saat ini masih merupakan penghasil minyak mentah terbesar di Indonesia. Setiap harinya Blok Rokan menghasilkan 230.000 barel per hari, atau hampir sepertiga produksi minyak nasional.
Suhardiman boleh saja bersemangat agar Riau mengelola sendiri Blok Rokan. Namun, melihat waktu yang sempit, yakni keputusan pengelolaan Blok Rokan akan diputuskan bulan Juli 2018 ini, dan mimpi itu tampaknya masih harus dipendam dalam-dalam. (bpc2)