Zamrie, salah seorang peserta Pacu Jalur yang merasa kecewa, Selasa (19/08/2014) mengatakan, acara Pacu Jalur sebenarnya telah dikonsep matang oleh panitia. Namun Kepala Desa Balai Pungut, M Nasir secara tiba-tiba, merubah peraturan penunjukan pemenang lomba.
Ia berkisah, salah satu iven besar di Kecamatan Pinggir, Bengkalis ini diikuti oleh 16 sampan. Secara pencabutan undi, mereka terbagi menjadi 4 kelompok untuk diadu. Lalu diambil dua pemenang untuk maju ke babak semifinal. Yakni 8 kelompok yang lolos, dan dibadi dua lagi. Masing-masing kelompok diadu lagi untuk mendapatkan 4 kelompok untuk maju di babak final.
“Harusnya empat sampan ini yang maju ke final, tapi karena kades memutuskan 3 pemenang otomatis 6 peserta yang maju ke final. Inilah yang kami kesalkan, kades mengambil keputusan seenak perutnya aja. Dan pemberitahuan untuk mengambil 3 pemenang itu tidak ada,” ujar zamrie kesal.
Karena banyak peserta yang kesal dengan keputusan kades tersebut, akhirnya hampir 90 persen peserta meninggalkan arena dan proses final tidak jadi dilaksanakan. Bahkan peserta yang masuk final pun menarik diri untuk tidak ikut final.
“Yang membuat kami menyesal lagi kades juga memutuskan pemenang juara 1 samapai 4, padahal final tidak dilakukan. Kades juga marah-marah sama peserta pacu, saya pikir dia bukan seorang pemimpin yang baik,” pungkasnya.
Sapri, peserta lainnya juga mengaku kesal karena ada pihak ketiga yang ikut mengotak atik panitia. “Kades juga seharusnya tidak langsung ikut campur, inikan domain dari panitia. Kenapa pulak kades ikut campur. Biarlah panitia yang menangani. Saya berharap agar kades dan panitia meminta maaf kepada masyarak desa balai pungut. Semoga ini menjadi pelajaran untuk kedepannya,” tegasnya. (syawal)