BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Hasil panen gabah kering giling (beras) lokal masih jauh dari kata cukup. Beras lokal hanya mampu menutupi sekitar 37 persen kebutuhan beras. 63 persen lainnya terpaksa harus didatangkan dari luar. Jika kondisinya demikian, maka Riau masih sangat jauh dari swasembada pangan seperti yang sudah didengung-dengungkan.Â
Terhadap masalah beras ini, Sekretaris Daerah Provinsi Riau Ahmad Hijazi juga sempat “sekak mat” Disperindagkop UKM Riau dan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Riau pada Rakor antisipasi kelangkaan sembako saat Ramadan dan Idul fitri, Senin kemarin. Sebab kedua instansi masih harus bekerja keras untuk menutupi kebutuhan beras di Riau.Â
“Konektivitas perdagangan perlu melakukan pekerjaan yang lebih serius lagi untuk memenuhi kebutuhan beras di Riau. Kami sangat mengharapkan Disperindagkop UKM Riau yang melakukan itu,” katanya, Selasa, 24 April 2018 di Pekanbaru.Â
Sementara, Hijazi juga menyentil Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Riau. Sebab masalah ini seharusnya bisa terdata secara baik mendorong produktivitas hasil panen gabah kering petani. Padahal, menurut dia, sebagian besar daerah di Riau berpotensi dan bisa mencukupi kebutuhan daerah.
Baca:Â Berikut Jumlah Beras yang Disiapkan Bulog Riau-Kepri untuk Ramadan
“Saya dulu, waktu jadi Kepala Dinas di Batam itu bisa, kok. Padahal Batam itu tidak punya lahan sama sekali, di sana kan daerah industri. Memang perlu kerja keras. Bekerjasama dengan semua pihak untuk mendatangkan beras dari berbagai daerah dan tercukupi. Riau seharunya juga seperti itu, tinggal bagaimana memaksimalkan kerja sama kemudian memanfaatkan potensi daerah,” sambungnya.Â
Hijazi menambahkan, kondisi defisit kebutuhan pokok di Riau tidak hanya terjadi pada komoditi beras, tapi juga dialami oleh komoditi lain. Bahkan sektor perikanan di Riau tidak terdata secara baik berapa jumlah produksinya. Padahal, sambungnya, Riau punya 2.000 kilometer lebih garis pantai yang bisa dimanfaatkan masyarakat. (bpc3)